Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Tajikistan Terbitkan Aturan Berpakaian untuk Perempuan

Kompas.com - 23/03/2018, 13:43 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

DUSHANBE, KOMPAS.com - Pemerintah Tajikistan menerbitkan sebuah buku yang berisi panduan bagi perempuan tentang cara mereka  berpakaian.

"Buku Rekomendasi" ini diterbitkan Kementerian Kebudayaan Tajikistan, dan berisi deretan foto para model dengan pakaian yang dianggap pantas untuk perempuan dari umur tujuh hingga tujuh puluh tahun. Demikian dilaporkan situs berita Asia-Plus.

Salah satu bab dalam buku itu menganjurkan pakaian yang harus dikenakan perempuan di tempat kerja, hari libur nasional, menghadiri pernikahan, dan bahkan untuk berakhir pekan.

Lalu dalam buku tersebut dibahas juga tentang pakaian yang tidak boleh dikenakan oleh perempuan Tajik.

Baca juga : Tajikistan Karantina LGBT untuk Cegah Penyakit Menular Seksual

Mereka menganjurkan para perempuan untuk tidak mengenakan gaun hitam, kerudung, dan jilbab.

Cara ini digunakan sebagai bagian dari upaya Presiden Emomali Rahmon yang melarang busana Muslim yang masih digemari sebagian warga neger itu.

Di sisi lain, pemerintah juga melarang para perempuan mengenakan busana yang dianggap terlalu kebarat-baratan, seperti pakaian terbuka dan rok mini serta gaun yang memperlihatkan belahan dada dan bagian punggung.

"Juga tidak dianjurkan untuk memakai sandal jepit atau sandal karet di tempat-tempat umum, atau mengenakan celana ketat atau pakaian sintetis yang berbahaya bagi kesehatan," tulis situs itu.

Mayoritas penduduk di negara bekas pecahan Uni Soviet memeluk agama Islam tetapi pemerintah berusaha untuk membentuk budaya yang lebih sekuler sembari tetap menjaga tradisi.

Penerbitan buku ini mengundang reaksi warga lewat media sosial. Sebagian besar tak menyambut baik aturan itu.

Seorang warganet berkomentar dan memuji buku itu namun sebagian lainnya mengeluhkan mahalnya harga-harga baju nasional yang ditunjukkan dalam buku tersebut.

"Biarlah para pejabat Kementerian Kebudayaan membelikan pakaian untuk kami," kata mereka.

Sementara pengguna lainnya menuding para pejabat ingin mengubah negara itu menjadi Korea Utara.

"Kementerian Kebudayaan seharusnya menangani masalah lain dan tidak menciptakan jenis omong kosong begini."

Baca juga : Bendung Kaum Radikal, Tajikistan Cukur Janggut 13.000 Pria

Ada pula pengguna media sosial yang menggarisbawahi larangan terhadap pakaian ketat yang menonjolkan beberapa bagian tubuh.

"Bagian tubuh yang mana? Apakah itu termasuk benjolan di otak mereka?"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com