Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekelompok Warga AS Anggap Bendera Malaysia sebagai Lambang ISIS

Kompas.com - 22/03/2018, 12:22 WIB
Ervan Hardoko

Editor

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Sekelompok orang melapor kepada polisi saat melihat bendera Malaysia yang dipasang dalam acara perayaan hari kemerdekaan negeri itu di Kansas, Amerika Serikat.

Para pelapor mengatakan kepada polisi bahwa bendera tersebuta adalah bendera AS yang dinodai dengan simbol kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Kasus ini bermula ketika Munir Zanial, seorang insinyur dirgantara asal Malaysia, menyewa gedung pertemuan di sebuah danau milik Spirit Boeing Employees Association, serikat karyawan perusahaan pesawat terbang itu.

Gedung tersebut disewa pada September 2017 untuk menggelar acara peringatan Hari Kemerdekaan Malaysia dan merayakan Lebaran.

Baca juga : Protes, Mahasiswa di Aceh Barat Bakar Bendera Malaysia

Biro Penyelidik Federal (FBI) dihubungi setelah seorang karyawan melaporkan tamu-tamu Muslim di gedung pertemuan itu memasang bendera yang disebut sebagai bendera Amerika Serikat yang dinodai dengan dengan simbol-simbol ISIS.

Penyelidikan sebenarnya sudah dihentikan setelah polisi mengetahui yang dipasang adalah bendera nasional Malaysia.

Namun, pemilik gedung kemudian melarang Munir Zanial melanjutkan kegiatannya di tempat itu.

Kini Persatuan Kebebasan Sipil Amerika Serikat (ACLU) mengajukan gugatan. Landasannya, asosiasi karyawan Boeing melakukan "pemetaan rasial dan diskriminasi agama secara terang-terangan".

Zanial, yang adalah seorang Muslim, sebenarnya merupakan anggota asosiasi karyawan Boeing yang rutin membayar iuran.

Berdasarkan pengaduan tentang acara perayaan itu, para undangan antara lain meliputi orang-orang Malaysia keturunan India dan sejumlah perempuan mengenakan jilbab.

Meski FBI menutup penyelidikan sebulan setelah dilaporkan, tetapi dalam gugatan hukum disebutkan asosiasi karyawan kemudian menyewa penyelidik swasta untuk mengkaji insiden tersebut.

Di samping itu, asosiasi mencabut keuntungan-keuntungan sewa yang sebelumnya dinikmati  Zanial sebagai anggota, tanpa pemberitahuan.

Baca juga : Hidup di Indonesia dengan Bendera Malaysia

Direktur eksekutif ACLU cabang Kansas mengatakan, "Untuk memberikan label teroris kepada seseorang atas dasar penampilan mereka dan perayaan mereka adalah memalukan, tetapi untuk tetap menggunakan label yang salah sebagai dasar diskriminasi terang-terangan - sekalipun setelah ditepis oleh FBI - jelas patut disalahkan."

Sejauh ini, Spirit Boeing Employees Association belum memberikan komentar terkait insiden dan gugatan hukum ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com