Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Nama Alun-alun Desa, Seorang Pria di India Tewas Terpenggal

Kompas.com - 17/03/2018, 22:38 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber gulfnews

PATNA, KOMPAS.com - Seorang pria menjadi korban persaingan politik antara dua kelompok pendukung partai yang berbeda di India.

Pria berusia 70 tahun di desa Binar tewas dengan kepala terpenggal setelah putranya menamakan kawasan alun-alun desa dengan nama perdana menteri India, Narendra Modi.

Insiden itu menjadi pertama kalinya yang disebabkan persaingan antara kelompok pendukung partai oposisi Bhartiya Janata (BJP) dengan pendukung partai Rashtriya Janata Dal (RJD).

Permasalahan bermula saat salah seorang warga yang dituakan, Tej Narayan Yadav, yang mendukung partai BJP, menamakan wilayah alun-alun desa Bhadwa di distrik Darbhanga, dengan nama Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Baca juga: Saat Alun-alun Kota Adelaide Disulap Jadi Kampung Indonesia

Sementara sebagian warga desa lainnya ingin agar alun-alun desa diberi nama sesuai dengan pemimpin partai RJD, Lalu Prasad.

Perselisihan itu berlangsung lama hingga akhirnya dilaporkan kepada polisi. Namun belum juga dicapai kata sepakat.

Hingga pada Kamis (15/3/2018) malam, sekitar 40 orang warga desa dengan membawa senjata tajam mendatangi kediaman Yadav. Mereka memaksanya untuk segera mengubah nama alun-alun desa menjadi alun-alun Lalu Prasad.

Pertengkaran menjadi aksi kekerasan dan berujung pada tewasnya ayah Yadav, Ram Chandra (70), dengan kepala terpisah dari tubuhnya. Anggota keluarga Yadav lainnya juga mengalami luka hingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Kejadian tersebut langsung ditangani polisi yang kemudian menahan empat orang yang diduga menjadi penyebab kerusuhan berujung tewasnya seorang warga.

Baca juga: Misteri Bangunan Kotak di Pojok Alun-alun Bung Karno Ungaran

"Kami menahan empat orang yang diduga terlibat aksi kekerasan dan masih terus mencemati kasus ini," kata Kepala Polisi Senior di desa setempat, Satyaveer Singh, dilansir Gulf News, Jumat (16/3/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber gulfnews
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com