Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Kenaikan Gaji, Dokter di Zimbabwe Gelar Aksi Mogok Kerja

Kompas.com - 14/03/2018, 21:47 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

HARARE, KOMPAS.com - Sejumlah rumah sakit besar di Zimbabwe terpaksa menolak banyak pasien dan hanya menerima pasien dengan kondisi darurat, seiring dengan aksi mogok yang dilakukan para dokter.

Aksi mogok dokter dilaporkan telah berlangsung sejak dua pekan lalu. Mereka menuntut adanya kenaikan gaji kepada pemerintah serta mendesak dilakukan tindakan mengatasi kekurangan obat-obatan di rumah sakit.

Aksi awalnya hanya dilakukan oleh dokter muda, namun kini sejumlah dokter senior turut mendukung aksi, memicu kekhawatiran timbulnya korban jiwa karena pasien yang ditelantarkan.

Baca juga: Presiden Zimbabwe Perintahkan Kabinetnya Laporkan Harta Kekayaan

"Kami hanya akan kembali bekerja saat semua masalah yang kami angkat sepenuhnya diselesaikan," tulis pernyataan Asosiasi Dokter Rumah Sakit Zimbabwe (ZHDA), pada Rabu (14/3/2018), dilansir AFP.

"Kami mencatat dengan keprihatinan penutupan hampir semua rumah sakit pusat, unit anak-anak, rumah sakit provinsi, dan penghentian prosedur penyelamatan darurat di seluruh negeri," tambah pernyataan tersebut.

Pemerintah Zimbabwe kini dituntut segera menyelesaikan permasalahan ini dan memulihkan pelayanan kesehatan di seluruh negeri.

"Saudara saya seharusnya diperiksa karena patah pada lengannya tapi dokter menolak dan mengatakan hanya menerima pasien kritis," kata salah seorang warga Sicelo Phahlane, yang ditolak di rumah sakit Mpilo di Bulawayo.

Aksi mogok ini menjadi ujian bagi presiden baru Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa yang berkuasa sejak November 2017 setelah lengsernya Rober Mugabe.

Baca juga: Dua Wanita Zimbabwe Dituduh Mutilasi Jenazah Kerabat untuk Disantap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com