Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Gina Haspel, Calon Direktur CIA yang Kontroversial

Kompas.com - 14/03/2018, 19:12 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Selasa (13/3/2018), Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan mengangkat Gina Haspel sebagai direktur dinas rahasia AS (CIA).

Keputusan tersebut dibuat setelah direktur sebelumnya, Mike Pompei, naik menjadi Menteri Luar Negeri menggantikan Rex Tillerson yang dipecat.

Diberitakan The Independent, karir perempuan 61 tahun tersebut terbilang cemerlang sejak bergabung bersama CIA pada 1985.

Selama 33 tahun karirnya, sebagian besar dihabiskan dalam penyamaran, Haspel memperoleh Penghargaan Presidential Rank.

Penghargaan tersebut merupakan yang paling prestisius di kalangan dinas sipil Negeri "Paman Sam".

Baca juga : Mengenal Mike Pompeo, Direktur CIA yang Dipilih Trump Jadi Menlu AS

Namun, meski moncer, keputusan Trump merekomendasikan Haspel menuai perdebatan. Sebab, dia dianggap sebagai sosok yang sangat kontroversial.

Kalangan pegiat HAM dan sejumlah politisi menuduhnya sebagai penjahat perang setelah dia diketahui punya program interogasi brutal.

Haspel menjalankan sebuah fasilitas rahasia di Thailand pada 2002 berkode Cat's Eye. Fasilitas tersebut pernah menampung dua anggota Al Qaeda, Abd al-Rahim al-Nashiri dan Abu Zubaydah.

Komite Intelijen Senat AS pada Desember 2012 memaparkan, Nashiri dan Zubayda disiksa dengan cara-cara yang tidak manusiawi.

Antara lain dibenamkan dalam air, hingga siksaan yang membuat Zubaydah dilaporkan kehilangan mata kirinya.

Video interogasi mereka langsung dimusnahkan CIA di 2005, setelah Haspel mengajukan memo kepada bosnya saat itu, Jose Rodriguez.

Keputusan Trump untuk mengangkat Haspel mendapat penolakan dari Wakil Direktur Perkumpulan Kemerdekaan Sipil AS (ACLU) Christopher Anders.

"CIA harus mengeluarkan bukti Haspel melakukan penyiksaan terhadap tahanan sebelum Senat AS mempertimbangkannya," kata Anders dilansir The Guardian.

Selain Anders, kecaman juga datang dari mantan rival politik Barack Obama di Pilpres 2008, Senator John McCain.

McCain, mantan tahanan Perang Vietnam, mendesak agar Haspel menjelaskan tentang program interogasi yang dia pakai di CIA.

Meski dikecam, ada juga yang mendukung pencalonannya. Antara lain dari mantan Direktur Intelijen Nasional, James Clapper.

"Saya sangat senang, karena Haspel adalah sosok kuat yang berhasil mengintegrasikan seluruh komunitas intelijen di AS," kata Clapper.

Selain Clapper, Senator Richard Burr juga melihat Haspel sebagai sosok tepat dalam memimpin CIA.

"Dia sangat berbakat, berpengalaman, dan mempunyai penilaian bagus untuk memimpin dinas rahasia kami," kata Burr.

Baca juga : CIA Khawatir Korut Tak Lama Lagi Kirim Misil Nuklir ke AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com