Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Bangladesh Sebut Tak Mungkin Pulangkan Semua Pengungsi Rohingya

Kompas.com - 07/03/2018, 23:42 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

DHAKA, KOMPAS.com - Menteri senior di kabinet Bangladesh menyebut pemulangan seluruh pengungsi Rohingya kembali ke Myanmar merupakan hal yang tak mungkin.

Menteri Keuangan Bangladesh, Abul Maal A Muhith mengatakan, kesepakatan pemulangan pengungsi Rohingya yang ditandatangani bersama dengan Myanmar pada November lalu kemungkinan bakal tidak terlaksana.

"Saya tidak percaya pengungsi Rohingya bisa dikirim kembali ke kampung halaman mereka di Myanmar," kata Muhith, yang dikenal sebagai tokoh vokal dari partai yang berkuasa di Bangladesh, pada Selasa (6/3/2018).

"Anda boleh menduga-duga bahwa akan sangat sedikit yang akan kembali ke Burma (Myanmar). Alasan pertama adalah Burma hanya akan menerima sebagian kecil dan alasan kedua pengungsi tidak akan kembali karena takut akan penganiayaan," tambahnya dilansir AFP.

Baca juga: Myanmar Tangkap Mantan Anggota Parlemen Etnis Rohingya

Pemerintah Bangladesh masih berkeras melanjutkan proses pemulangan. Bulan lalu, mereka telah mengirimkan nama-nama dari 8.000 pengungsi yang diperkirakan akan kembali ke negara bagian Rakhine di Myanmar.

Namun rencana pemulangan tersebut sejak awal telah memunculkan perdebatan.

Kelompok hak asasi manusia dan juga PBB terus memperingatkan mengenai kondisi tempat tujuan para pengungsi tersebut dipulangkan belum memadai.

Para pengungsi yang kini tinggal di kamp pengungsian di tenggara Bangladesh pun terus menolak ide pemulangan tersebut karena takut akan keselamatan nyawa mereka begitu tiba di Rakhine.

Baca juga: PBB: Myanmar Masih Teruskan Pembersihan Etnis terhadap Rohingya

Utusan Hak Asasi Manusia untuk PBB mengatakan pada Selasa (6/3/2018), Myanmar masih terus melanjutkan tindak "pembersihan etnis" Rohingya dengan sebuah kampanye teror dan kelaparan di negara bagian Rakhine

Sementara warga Rohingya masih terus melintasi perbatasan negara bagian Rakhine lebih dari enam bulan usai tindakan keras yang dilancarkan tentara Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com