Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Induk Merapat ke Vietnam, AS Berniat Buat Pakta untuk Hadang China

Kompas.com - 06/03/2018, 17:31 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DANANG, KOMPAS.com - Kedatangan kapal induk Amerika Serikat (AS) ke Vietnam, merupakan bentuk ajakan ke negara itu guna membentuk pakta yang bisa membendung pengaruh China.

Pemikiran tersebut disuarakan oleh Profesor Persahabatan Masyarakat di Universitas Rusia, Yury Tavrovsky, seperti dikutip Russian Today Senin (5/3/2018).

Sebelumnya, USS Carl Vinson yang dikawal oleh kapal penjelajah dan penghancur, bersandar di pelabuhan kota Danang Senin (5/3/2018).

Kapal induk kelas Nimitz yang mampu menampung 6.000 kru dan 90 jet tempur tersebut bakal berkunjung selama lima hari.

Dalam pandangan Tavrovsky, AS berniat untuk membentuk sebuah aliansi yang bertujuan untuk mengimbangi China di Laut China Selatan.

Baca juga : Kapal Induk AS Berlabuh ke Vietnam, China Waspada

Negeri "Panda" dilaporkan tengah meningkatkan kehadiran militernya di Kepulauan Paracel, dan tujuh daratan buatan di Spratlys, yang juga diklaim oleh Vietnam.

"AS tengah membangun sebuah pakta yang dinamakan Quad yang juga berisi Jepang, Australia, dan India," beber Tavrovsky.

Meski Vietnam menyatakan USS Carl Vinson hanya melaksanakan misi persahabatan, Tavrovsky yakin kehadirannya merupakan bentuk provokasi kecil-kecilan terhadap China.

Melalui kedatangan kapal induk berbobot 103.000 ton itu, AS secara tidak langsung menyatakan dukungan atas klaim Vietnam terhadap Paracel dan Spratlys.

"Harapannya, AS bisa membakar niat Vietnam guna bergabung menjadi anggota Quad," ujar Tavrovsky.

Namun, Tavrovsky mengaku ragu Hanoi bakal begitu saja mengiyakan tawaran Washington menjadi anggota pakta pertahanannya.

Sebab, China menjadi pangsa ekspor terbesar Vietnam. Menarik diri tidak akan memberikan keuntungan apapun bagi mereka.

Selain itu, Tavrovsky berujar kalau AS pernah mengacaukan aliansi antara mereka dengan Vietnam Selatan saat Perang Vietnam 1955-1975.

"Pembangunan ekonomi menjadi isu utama Vietnam saat ini dibanding yang lain. Jadi, saya rasa ajakan AS tidak akan berhasil," tutur Tavrovsky.

Jika tidak berhasil dengan Vietnam, Tavrovsky melanjutkan, maka AS bakal berusaha menggalang aliansi dengan negara lain.

AS bakal berusaha mendekati Laos, Myanmar, bahkan Korea Selatan (Korsel). "Mereka (AS) tengah memainkan kartu mereka seperti biasanya," kata Tavrovsky.

Dia berasumsi, China bakal merespon langkah AS dengan membangun lebih banyak fasilitas militer di pulau buatan di Laut China Selatan.

Baca juga : China Berambisi Sudah Memiliki Kapal Induk Bertenaga Nuklir pada 2025

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com