WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Di tengah tekanan yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke Korea Utara (Korut), kabar mengejutkan datang dari Kementerian Luar Negeri.
Joseph Yun, Utusan Khusus AS untuk Korut, mengumumkan keputusannya untuk pensiun Jumat (2/3/2018) pada Senin (26/2/2018).
Diwartakan The Independent Rabu (28/2/2018), keputusan tersebut oleh banyak kalangan dianggap sebagai berita buruk.
Sebab, keluarnya Yun bakal berdampak kepada makin merosotnya hubungan antara AS dengan Korut.
Apalagi, negeri komunis tersebut juga mengemukakan pernyataan mengejutkan, yakni bersedia untuk berdialog dengan Negeri "Paman Sam".
Baca juga : Korut Diduga Pasok Bahan Baku Senjata Kimia ke Suriah
Yun, seorang diplomat kelahiran Korea Selatan, menempati jabatan sebagai utusan khusus Korut pada 17 Oktober 2016 di era Presiden Barack Obama.
Pria yang pernah menjadi Duta Besar AS untuk Malaysia itu secara rahasia dan aktif terus menjalin kontak dengan Pyongyang ketika Trump menjabat.
Seorang pejabat Korea Selatan menyebut keluarnya diplomat 64 tahun tersebut merupakan "momen yang sangat kritis".
"Sebab, di Kemenlu AS, tidak ada lagi sosok yang mempunyai pendekatan seperti Yun," ujar pejabat tersebut.
Pakar Asia Timur, Frank Jannuzi juga sepakat dengan pejabat itu melalui kicauannya di Twitter.
"Yun adalah sosok yang melakukan pendekatan kepada Korut, dan menjelaskan kepada mereka mengapa harus menerima tawaran perundingan dengan AS," kata Jannuzi.
Yun’s willingness to hold “talks about talks” to try to get the ball rollong was in stark contrast to White House opposition to any dialogue. He understood that US had nothing to lose from explaining our position to DPRK in person.
— Frank Jannuzi (@FrankJannuzi) February 27, 2018
Lantas, apa yang membuat Yun memutuskan untuk pensiun dari posisinya? Sumber lain mengatakan, dia frustrasi dengan segala kebijakan Trump.
Gedung Putih menginginkan Korut terus ditekan dengan keras hingga mereka bersedia melucuti program senjata nuklirnya.
Sementara kemenlu mendukung upaya Korea Selatan untuk mengadakan dialog tentang unifikasi kepada Korut.
"Sejak awal, Yun sudah begitu skeptis dengan segala pendekatan yang dilakukan Gedung Putih," ujar sumber itu seperti dikutip Reuters.
Adapun Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders berujar, kepergian Yun tidak akan memberikan dampak terhadap relasi AS dan Korut.
Baca juga : Usai Bersaksi di DPR, Orang Kepercayaan Trump di Gedung Putih Mundur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.