Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Seborga, Desa Kecil di Italia yang Ingin Merdeka

Kompas.com - 27/02/2018, 19:03 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

ROMA, KOMPAS.com - Nama Seborga mungkin tidak banyak diketahui, sebab Seborga hanya sebuah desa di wilayah barat laut Italia yang secara administratif adalah bagian dari provinsi Imperia, tak jauh dari perbatasan dengan Perancis.

Namun, desa seluas 14 kilometer persegi dan berpenduduk tak sampai 400 jiwa ini memiliki keistimewaan yaitu keinginan untuk merdeka dan menjadi sebuah negara independen.

Bahkan mereka memiliki kepala negara, pemerintahan, mata uang, kartu identitas warga, hingga pasukan penjaga perbatasan.

Keinginan untuk merdeka ini bukan omong kosong karena warga Seborga mengklaim mereka memiliki bukti sahih yang menunjang tuntutan tersebut.

Baca juga : Spanyol Tak Berikan Pilihan, Catalonia Tetap Ingin Merdeka

Pada 1963, seorang warga Seborga bernama Giorgio Carbone mengklaim, berdasarkan sebuah dokumen dari arsip Vatikan, di abad pertengahan Seborga merupakan milik dari pangeran Vetimiglia.

Carbone bersikukuh pada 954, Seborga menjadi hak milik para biarawan Benediktin dari biara Santo Onorato di Lerins.

Dan pada 1079, kepala biara ini kemudian diangkat menjadi seorang pangeran oleh Kekaisaran Roma Suci dengan kekuasaan meliputi wilayah Seborga.

Diyakini pada 20 Januari 1729, wilayah merdeka ini kemudian dijuak ke Dinasti Savoy dan menjadi negeri bawahan dinasti itu.

Namun, dalam Kongres Vienna pada 1815 mengabaikan Seborga dalam pembagian wilayah Eropa usai Perang Napoleon.

Nama Seborga juga tak tercantum dalam Pakta Unifikasi penyatuan Kerajaan Italia pada 1861. Meski demikian upaya Seborga menuntut kemerdekaan terus bergulir hingga saat ini.

Untuk menunjukkan keseriusan keinginan merdeka, pada 1963 rakyat Seborga mengangkat Giorgio Carbone sebagai kepala negara dengan gelar Giorgio I, Pangeran Seborga.

Baca juga : Imbas Catalonia, Milan dan Venezia Juga Ingin Merdeka dari Italia

Jabatan sebagai kepala negara Seborga dipegang Giorgio hingga dia meninggal dunia pada 2009 dalam usia 73 tahun.

Penerusnya adalah Marcello Menegatto yang terpilih pada 25 April 2010 dan resmi menjadi Pangeran Marcello I pada 22 Mei 2010.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com