Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2018, 11:58 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CBC


DUNCAN BC, KOMPAS.com - Musim panas lalu, Leon Davis merawat puluhan anak babi dalam operasi penyelamatan di Duncan BC, Kanada.

Salah satu dari 57 hewan yang dirawat di pusat penampungan milik organisasi pencegahan kekejaman terhadap hewan (SPCA) itu adalah Molly, seekor babi yang kemudian mendapatkan rumah selamanya.

Dia diadopsi pada Januari lalu. Namun, dalam beberapa bulan, pemilik baru Molly justru membunuh dan memakannya. Tak hanya itu, proses membumbui Molly juga dibagikan di sosial media.

Pasangan tersebut kemudian menjadi sasaran kekecewaan warganet. Davis yang mendengar kabar tersebut juga terkejut setelah mendapat laporan tersebut.

Baca juga : Perkenalkan Pigcasso, Babi Kecil Jago Melukis

"Mendengar seseorang melakukan ini pada hewan yang kami selalu berusaha keras untuk memastikan kesehatannya, sehingga bisa mendapatkan rumah terbaik. Ini benar-benar menyedihkan," katanya, seperti dilansir dari CBC, Sabtu (24/2/2018).

Pemilik Molly tidak bisa dikenai tuduhan. Namun, mereka sudah dimasukkan ke dalam daftar hitam SPCA dan tidak diizinkan untuk mengadopsi hewan lagi di provinsi tersebut.

Walaupun telah diperiksa dengan saksama oleh SPCA, dan menandatangani kontrak khusus yang berisi tidak akan membunuh atau mengonsumsinya, Davis mengatakan tindakan pemilik Molly bukan termasuk pelanggaran pidana.

"Orang bisa berbohong. Tapi kami mencoba memberi kesan pada orang-orang, kami ada di sini untuk mendukung dan membantu jika ada yang tidak beras," ucapnya.

Baca juga : Seekor Babi yang Pandai Melukis, Gelar Pameran Tunggal

Menurutnya, SPCA akan mengambil Molly jika pemiliknya tidak sanggup merawatnya.

Davis kecewa dengan undang-undang yang mengizinkan pemilik untuk membunuh hewan peliharaan mereka, baik itu anjing, ikan, atau babi.

Dia berharap, UU akan diubah untuk mencegah pembunuhan hewan peliharaan.

"Setiap keputusan suntik mati pada hewan saja harus di bawah pengawasan dokter hewan. Saya berharap UU akan berubah," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber CBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com