Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerebek Laboratorium, Pasukan Militer Myanmar Sita Narkoba Rp 94 M

Kompas.com - 19/02/2018, 19:38 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SHAN, KOMPAS.com - Militer Myanmar melakukan penggerebekan sejumlah laboratorium yang digunakan untuk produksi obat-obatan terlarang.

Dari hasil penggerebekan itu, polisi berhasil menyita barang bukti berupa narkoba, bahan kimia dan juga peralatan senilai total 7 juta dolar AS (sekitar Rp 94 miliar).

Pemerintah Myanmar tengah gencar melakukan perlawanan terhadap praktik perdagangan narkoba di negara itu. Mereka menuduh para pemberontak etnis turut mencari dana dari perdagangan narkoba.

Dalam penggerebekan yang dilakukan di 34 bangunan di dekat desa Lwalkhan, wilayah Shan di utara Myanmar yang berbatasan dengan China, disita sebanyak 259 kilogram kristal metampetamin dan 120 kilogram opium.

Baca juga: Myanmar Sita 250 Kg Sabu Senilai Lebih dari Rp 62 Miliar

Selain itu juga turut diamankan peralatan produksi narkoba berupa ratusan barel asam dan solar, 750 kantung soda kaustik, 22 kotak pendingin, 12 mesin generator dan bahan kimia lainnya.

"Pasukan militer Myanmar, Tatmadaw telah menyita obat-obatan dalam penggerebekan yang dilakukan bekerja sama dengan tim penegak hukum."

"Saat ini proses hukum masih berlangsung," kata seorang perwira polisi senior dari departemen anti-narkoba Myanmar, kepada AFP.

Penggerebekan militer Myanmar dilakukan dengan menyasar kelompok bersenjata etnis minoritas yang bersembunyi di wilayah perbatasan yang tidak terjangkau hukum.

Kawasan timur laut Myanmar dikenal sebagai pusat produksi narkoba terutama jenis metampetamin di Asia dan didistribusikan ke Asia Tenggara dan sekitarnya.

Perdagangan narkoba juga disebut kerap menjadi pemicu perang antara tentara dengan kelompok pemberontak etnis di Myanmar, sebagai produsen opium terbesar kedua di dunia setelah Afghanistan.

Baca juga: Myanmar Bantah Laporan Adanya Lima Kuburan Massal Rohingya di Rakhine

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com