Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh Buaya Berusia Hampir Seabad, Pria Australia Didenda Rp 100 Juta

Kompas.com - 16/02/2018, 13:51 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Daily Mail

BRISBANE, KOMPAS.com - Seorang pria asal negara bagian Queensland, Australia dijatuhi hukuman denda setelah membunuh seekor buaya berukuran 5,2 meter.

Dalam sidang  yang digelar di pengadilan Rockhampton, Jumat (16/2/2018), Luke Stephen Orchard (31) mengaku bersalah telah membunuh hewan yang dilindungi.

Alhasil, meski hakim Jeff Clarke tak menjatuhkan hukuman penjara untuk Orchard tetapi dia harus membayar denda 10.000 dolar Australia atau sekitar Rp 100 juta.

Sebelumnya buaya raksasa itu ditemukan mati dengan sejumlah luka tembakan di Sungai Fitzroy, dekat kota Rockhampton, Quensland, Australia, pada September tahun lalu.

Baca juga : Dibantu Pawang, Warga Aceh Timur Tangkap Buaya Seberat 500 Kilogram

Setelah melakukan penyelidikan, polisi mengetahui Orchard adalah pelaku yang menembak mati buaya jantan tersebut.

"Saya menembak buaya itu," kata Orchard kepada polisi seperti diberitakan harian Morning Bulletin.

"Buaya itu sudah memangsa beberapa sapi dan saya sudah kesal. Maka saya bunuh buaya tersebut," tambah Orchard.

Buaya yang mati itu diperkirakan sudah berusia antara 80-100 dan sudah hidup sejak masa Perang Dunia I.

Di pengadilan Orchard menjelaskan, dia sedang memeriksa ternak di lahan milik Etna Creek saat melihat buaya itu sedang beristirahat di tepi sungai.

Dia mengatakan, menembak buaya itu sekali tetapi hewan tersebut tidak mati dan hanya pergi dan masuk ke dalam air.

Beberapa jam kemudian Orchard kembali ke lokasi tersebut dan dia melihat buaya yang sama sedang berbaring di tepi sungai.

Kali ini, Orchard menggunakan peluru yang lebih kuat dan menembak buaya itu tepat di kepalanya.

Awal tahun ini, pemilik peternakan buaya Koorana Salwater, John Lever mengatakan, membunuh buaya besar itu menimbulkan lebih banyak masalah ketimbang solusi.

Baca juga : 4 Jam, 15 Orang Dewasa Bertarung Tangkap Buaya

"Buaya itu kemungkinan adalah pejantan utama di kawsan ini dan karena dia mati maka akan ada perebutan wilayah di antara para buaya jantan," kata Lever.

"Situasi itu akan berlangsung dua atau tiga tahun dan buaya akan semakin berbahaya dalam periode ini karena mereka sedang mempertahankan wilayah," tambah dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com