Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Para Pembunuh Belia

Kompas.com - 15/02/2018, 20:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Sangat aneh jika seorang anak tersandung sebuah kasus pidana. Apalagi jika kasus tersebut menyangkut pembunuhan.

Karena itu, ketika mereka melakukan tindak tersebut, maka anak-anak itu menjadi pemberitaan dunia, dan membangkitkan kepedulian jauh setelah sidang mereka selesai.

Pembunuhan merupakan sebuah kejahatan ekstrem yang menimbulkan kesulitan bagi para penyidik untuk menentukan motif sebenarnya si pembunuh.

Baca juga : Pria Pembunuh Dua Putri Kandungnya Disuntik Mati

Dilansir Daily Mirror Kamis (15/2/2018), berikut adalah 11 anak yang menjadi pembunuh di usia mereka yang masih belia:

1. Danny dan Ricky Preddie, 13 dan 12 Tahun (2000)
Dua kakak-beradik ini menjadi pelaku utama pembunuhan Damilola Taylor yang masih berusia 10 tahun pada 27 November 2000.

Saat itu, Preddie Bersaudara menyerang Taylor ketika dia tengah berjalan pulang dari Perpustakaan Peckham.

Aksi keduanya membuat Taylor menderita luka tusukan di paha kirinya, dan tewas kehabisan darah 30 menit kemudian.

Sebelum kejadian, Taylor sebenarnya sempat ditawari untuk pulang bersama John Boyega beserta adiknya, Grace.

Baca juga : Polisi Ringkus 2 Siswa Pembunuh Sopir Taksi Online di Semarang

Boyega adalah aktor yang terkenal akan perannya sebagai Finn di film Star Wars: The Force Awakens.

Namun, Taylor menolaknya dengan mengatakan dia bakal baik-baik saja untuk pulang sendiri.

Kepolisian Metropolitan, berdasarkan keterangan ahli forensik, mengatakan kemungkinan besar Taylor dipukul sehingga dia jatuh dan mengenai pecahan botol.

Dibutuhkan tiga kali persidangan untuk menetapkan keduanya bersalah, dan dijatuhi hukuman delapan tahun di penjara anak-anak.

Ricky dibebaskan pada 2010. Sedangkan sang kakak menyusul setahun berselang (2011).

2. Eric Smith, 12 Tahun (1993)
Awalnya, Smith bersepeda di taman Steuben County, New York, ketika dia ditabrak bocah berusia empat tahun bernama Derrick Robie.

Tidak terima, Smith lalu memancing bocah malang itu ke hutan, dan membunuh Robie dengan cara dicekik, dan dipukul menggunakan batu.

Dia sempat didakwa telah melakukan pembunuhan tingkat dua. Namun, hakim menurunkannya menjadi pembunuhan remaja.

Baca juga : Keluarga Korban Pembunuhan Acak Gugat Facebook

Ancaman hukuman minimal sembilan tahun, dan maksimal seumur hidup berada di penjara.

Sejak 2001, permohonan bebas bersyaratnya sudah ditolak sebanyak delapan kali. Permohonan selanjutnya bakal diserahkan tahun ini.

Pada 2005, Smith mengaku dia menerima perlakuan kasar dari keluarganya. Kondisi itu diakuinya seperti terkena perundungan.

Namun, psikolog pengadilan sempat memaparkan bahwa dia bisa disembuhkan, dan dikembalikan ke masyarakat.

3. Lionel Tate, 12 Tahun (1999)
Tate menjadi warga Amerika Serikat (AS) pertama yang dijatuhi hukuman penjara seumur tanpa ada kemungkinan bebas bersyarat.

Saat itu, Tate diminta untuk menjaga seorang anak bernama Tiffany Eunick oleh ibunya, Kathleen Grossett-Tate.

Kebetulan, Kathleen merupakan pengasuh bagi Eunick yang baru berusia enam tahun tersebut.

Setelah 45 menit bermain bersama Eunick, Tate memberi tahu ibunya kalau Eunick tidak bernapas.

Baca juga : Berkat Facebook, Polisi Kanada Ungkap Kasus Pembunuhan 2015

Sebelumnya, Tate mengunci kepala bocah malang itu, dan dibanting dengan keras.

Kasusnya menjadi kontroversial karena Tate dianggap masih sangat muda untuk memperoleh hukuman maksimum tersebut.

Bahkan, jaksa yang menuntutnya sempat menawarkan bantuan untuk menghadapi proses banding, dan mengajukan permohonan.

Pada akhirnya, hukumannya diturunkan menjadi satu tahun tahanan rumah, dan 10 tahun hukuman percobaan.

Namun, dia kembali melakukan tindak kriminal, sehingga dijatuhi kurungan selama 10 tahun, dan bakal bebas di 2018 ini.

Baca juga : Pemerintah Jepang Eksekusi Mati Dua Pembunuh

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com