Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Pembantaian di Hari Valentine

Kompas.com - 14/02/2018, 16:49 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

KOMPAS.com - Di Chicago pada 14 Februari 1929 empat pria yang mengenakan seragam polisi memasuki markas gangster Bugs Moran.

Mereka kemudian membariskan lima anak buah Moran menghadap tembok dan menembak mereka.

Peristiwa itu kemudian disebut Pembantaian Hari Valentine dan menjadi puncak perang antargeng antara Al Capone dan Bugs Moran.

Alphonse "Al" Capone lahir di Brooklyn pada 1899, putra keempat dari sembilan bersaudara anak seorang imigran Italia asal kota Napoli.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Al Capone Jalani Hukuman Penjara 11 Tahun

Dia keluar dari sekolah saat duduk di kelas enam dan bergabung dengan sebuah geng jalanan. Capone kemudian berhubungan dekat dengan Johhny Torrio, seorang bos kriminal yang beroperasi di Chicago dan New York.

Dalam usia 18 tahun, Capone bekerja di sebuah klub di Coney Island milik pemimpin gangster Frankie Yale.

Saat bekerja di tempat itulah wajah Capone terluka dalam sebuah perkelahian sehingga dia kemudian dijuluki "Scarface".

Pada 19;17, kekasih Capone hamil dan mereka menikah. Setelah memiliki seorang putra, keluarga Capone pindah ke Baltimore dan di kota itu dia bekerja menjadi seorang ahli pembukuan.

Namun, pada 1921, kawan lamanya Johnny Torrio membujuk Capone untuk datang ke Chicago, tempat Torrio membangun sebuah sindikat kriminal yang mendapatkan uang dari menjual minuman keras ilegal.

Minuman keras saat sejak 1919 merupakan barang haram sesuai dengan amandemen ke-18 Konstitusi Amerika Serikat.

Capone ternyata menunjukkan kebolehannya mengelola bisnis itu dan kemudian Torrio memberinya wewenang mengelola kawasan Cicero, pinggiran kota Chicago.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Galileo Galilei Diadili Gereja Katolik

Tak seperti Torrio yang selalu di belakang layar, Capone amat dikenal karena berjuang keras mengendalikan Cicero dan bahkan pernah diadili karena percobaan pembunuhan yang gagal.

Pada 1925, Torrio ditembak empat kali oleh Bugs Moran dan Hymie Weiss yang terkait dengan seorang gangster yang dibunuh anak buah Torrio.

Torrio lolos dari maut tetapi empat pekan kemudian dia diadili dan dijatuhi hukuman penjara sembilan bulan setelah polisi menggrebek penyulingan minuman keras ilegal miliknya.

Sebulan kemudian, Torrio memanggil Capone ke penjara untuk mengatakan dia memutuskan untuk pensiun dan menyerahkan bisnisnya kepada Capone.

Setelah mengendalikan bisnis Torrio, Capone memindahkan markasnya ke hotel mewah Metropole. Dia kemudian menjadi tokoh ternama Chicago dan kerajaan kriminalnya dengan cepat berkembang.

Setelah seorang jaksa dibunuh anak buah Capone, kepolisian Chicago mulai secara agresif memerangi operasi bisnis haram Capone tetapi tetap tak bisa menangkapnya.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Mantan Presiden Serbia Diadili di Belanda

Keributan di Chicago membuat Capone membeli rumah mewah di Miami sebagai tempatnya "melarikan diri" dari situasi kacau ini.

Saat berada di Florida pada Februari 1929, Capone memberikan lampu hijau pembunuhan Bugs Moran dan rencana pun disusun.

Pada 13 Februari 1929, seorang pembuat minuman keras menelepon Bugs Moran dan menawarkan satu truk penuh wiski berkualitas tinggi dengan harga murah.

Moran memakan umpan itu dan keesokan harinya dia pergi ke lokasi pengiriman tempat dia bertemu sejumlah orang dan membeli wiski tersebut.

Moran datang sedikit terlambat dan saat hampir tiba di lokasi pertemuan dia melihat dua polisi dan dua detektif turun dari sebuah mobil tak bertanda dan menuju ke kediamannya.

Mengira nyaris ditangkap polisi, Moran kabur. Keempat orang itu ternyata adalah para anak buah Al Capone.

Keempat orang itu masuk ke dalam bangunan lokasi pertemuan dengan Moran karena mereka mengira satu dari tujuh orang di dalam gedung adalah sasaran utamanya.

Dengan menggunakan seragam polisi curian dan bersenjata berat, para anak buah Capone datang dan mengejutkan anak buah Moran.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Nelson Mandela Dibebaskan dari Penjara

Ketujuh orang itu kemudian dibariskan dan diperintahkan menghadap tembok. Mengira telah digrebek polisi, ketujuh orang ini tak melawan saat senjata mereka dilucuti.

Sesaat kemudian, keempat orang itu menembakkan senapan mesin mereka. Alhasil, enam orang tewas seketika dan orang ketujuh meninggal satu jam kemudian.

Warga Amerika sangat terkejut dengan kabar pembantaian berdarah dingin itu, tetapi Al Capone seperti biasa selalu memiliki alibi kuat sehingga banyak yang meragukan keterlibatannya.

Sementara pemerintah yang merasa terhina karena para pembunuh itu menggunakan seragam polisi, berjanji untuk menangkap para pelaku pembantaian.

Dengan mandat dari Presiden Herbert Hoover, yang baru berkuasa, Kementerian Keuangan diberi wewenang untuk mengejar Capone.

Pemerintah berharap bisa mendapatkan cukup bukti bahwa Capone melanggar aturan larangan penjualan miras dan mengemplang pajak negara.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Laga Catur Garry Kasparov Melawan Deep Blue

Pada Mei 1929, Capone didakwa membawa senjata api yang disembunyikan dan dijatuhi hukuman kurungan 10 bulan.

Di saat yang sama, agen Departemen Keuangan AS, Eliot Ness terus mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Al Capone.

Pada Juni 1931, Capone dituduh menghindari pajak. Kemudian pada 17 Oktober 1931, berdasarkan kesaksian dua mantan pencatat pembukuan, Al Capone dinyatakan bersalah atas sejumlah tuduhan.

Sepekan kemudian dia dijatuhi hukuman 11 tahun penjara dan denda 80.000 dolar AS ditambah biaya pengadilan.

Al Capone dipenjarakan di LP Atlanta pada 1932 dan pada 1934 dipindahkan ke pulau penjara Alcatraz di Teluk San Francisco.

Pada saat itu, larangan menjual minuman keras dicabut tetapi kerajaan kriminal Al Capone sudah runtuh.

Di Alcatraz, penyakit sipilis yang menyerangnya di masa muda mencapai stadium akhir. Sehingga dia menghabiskan tahun terakhirnya di penjara di ranjang rumah sakit.

Pada 1939, Al Capone dibebaskan setelah hanya menjalani hukuman selama 6,5 tahun karena dianggap berkelakuan baik.

Baca juga : Hari Ini dalam Sejarah: Gelombang Pertama Pasukan AS Tiba di Vietnam

Dia kemudian dirawat di sebuah rumah sakit di Baltimore dan pada 1940 dia menghabiskan hidup di rumah mewahnya di Miami hingga meninggal dunia pada 1947.

Sementara Bugs Moran yang lolos dari pembantaian Hari Valentine, meninggal dunia pada 1957, saat menjalani hukuman penjara 10 tahun setelah merampok bank di Kansas.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com