Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Pengelolaan Sungai Cheonggyecheon yang Menginsipirasi Jakarta

Kompas.com - 09/02/2018, 16:25 WIB
Agni Vidya Perdana,
Ervan Hardoko

Tim Redaksi

Restorasi

Selama hampir 30 tahun, sungai Cheonggyecheon seolah dilupakan. Namun pada Juli 2003, di masa pemerintahan Wali Kota Lee Myung-bak muncul niat menghadirkan kembali sungai tersebut.

Saat itu, sebuah proyek restorasi yang menuai banyak pertentangan dan juga kritik, digelar.

Lee Myung-bak, yang kemudian menjabat Presiden Korea Selatan periode 2008-2013 itu, ingin menghidupkan kembali Cheonggyecheon karena dianggap penting dan sejalan dengan gerakan mengembalikan sejarah dan budaya kawasan tersebut.

Baca juga: Ribuan Warga Korea Selatan Ikut Festival Kimchi

Merestorasi sungai Cheonggyecheon dan membuatnya kembali mengalir berarti harus merobohkan jalan layang yang sudah beroperasi selama 20 tahun lebih.

Banyak pihak mengkhawatirkan akan terjadinya kekacauan lalu lintas jika proyek itu benar-benar dilaksanakan.

Namun Lee Myung-bak berhasil meyakinkan banyak pihak sehingga restorasi sungai bisa berlangsung. Selama dua tahun lebih dua bulan, pekerjaan restorasi berjalan.

Hingga pada bulan September 2005, aliran baru sungai Cheonggyecheon kembali dibuka dan dengan cepat menjadi primadona masyarakat Seoul.

Tidak hanya karena memberi ruang publik bagi para pejalan kaki, namun juga membawa kembali air dan tumbuhan ke tengah kawasan metropolitan itu.

"Cheonggyecheon memberi jawaban pasti atas perdebatan kontroversial dalam perencanaan kota. Antara mereka yang menekankan kota berorientasi kendaraan dengan mereka yang percaya kota seharusnya lebih ramah pejalan kaki," kata Kim Youngmin, asisten Profesor Departemen Tata Kota dan Arsitektur dari Universitas Seoul, dalam wawancara radio peringatan 10 tahun restorasi sungai Cheonggyecheon.

Baca juga: Kunjungan Turis Indonesia ke Korea Selatan Naik 50 Persen

"Banyak ahli lalu lintas memperingatkan bencana lalu lintas di dalam kota dan turunnya pendapatan daerah akibat restorasi. Namun semua hal yang ditakutkan tidak terjadi."

Meskipun menjadi semakin sulit untuk mobil masuk ke kota dalam, tapi sebaliknya menjadi tempat yang lebih baik bagi orang-orang yang menggunakan kendaraan umum atau berjalan kaki," tambahnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com