KUCHING, KOMPAS.com - Banjir di negara bagian Sarawak, Malaysia, memaksa 55 sekolah tutup sampai air surut.
Channel News Asia pada Kamis (8/2/2018) melaporkan sebanyak 6.637 murid tidak akan melakukan kegiatan belajar di sekolah.
Sementara, sebanyak 5.562 orang mengungsi di 32 penampungan utama yang tersebar di Samarahan, Serian, Sarikei, Sibu, Mukah, Bintulu, dan Limbang.
Juru bicara komite penanganan bencana Sarawak mengatakan banjir yang memburuk mempengaruhi operasional 16 klinik kesehatan, di mana 6 di antaranya terpaksa tutup.
Baca juga : Malaysia Selidiki Kopi Durian Instan yang Diduga Mengandung Narkoba
Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak mengatakan pemerintah akan memantau dan memastikan bantuan sampai ke korban banjir.
Dia berharap para korban tetap mematuhi pedoman yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
"Saya mencatat situasi banjir di Sarawak, pemerintah akan memantau dan memastikan bantuan diterima korban. Semoga semua orang akan teguh dan mematuhi pedoman otoritas," tulisnya di akun Twitter.
Saya ambil maklum keadaan banjir di Sarawak, Kerajaan akan pantau dan pastikan bantuan sampai kepada mangsa. Semoga semua tabah dan mengikuti panduan pihak berkuasa.
— Mohd Najib Tun Razak (@NajibRazak) 7 Februari 2018
Evakuasi korban banjir telah dimulai sejak 5 Februari 2018 pukul 08.00 waktu setempat. Saat itu, jumlah pengungsi di penampungan masih berjumlah 2.320 orang.
Sebelumnya, badan nasional penanggulangan bencana Malaysia mengeluarkan peringatan hujan lebat di Sarawak pada 5 Februari 2018 hingga 7 Februari 2018.
Kawasan yang berisiko banjir akibat hujan lebat seperti Kuching, Samarahan, Serian, Sri Aman, Betong, Sarikei, Sibu, Mukah, Kapit, Bintulu dan Miri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.