Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dunia Gagal Menghentikan Perang yang Renggut Nyawa Anak-anak

Kompas.com - 06/02/2018, 10:42 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


NEW YORK, KOMPAS.com — Lembaga PBB untuk anak-anak, Unicef, menyatakan, kekerasan telah berdampak pada jumlah kematian anak-anak yang terbunuh dalam konflik atau perang dan serangan bunuh diri.

Unicef menyebut Januari 2018 sebagai "bulan kegelapan" di Timur Tengah dan Afrika Utara yang dilanda krisis.

Direktur Unicef untuk perwakilan wilayah tersebut, Geert Cappelaere, mengatakan, konflik di kedua wilayah itu terus menewaskan anak-anak dan melukai setidaknya satu anak per hari.

Pada Januari 2018, kekerasan yang terus meningkat di Irak, Libya, Palestina, Suriah, dan Yaman telah merenggut nyawa sedikitnya 83 anak-anak.

Baca juga: Unicef: 2017 Jadi Tahun Terburuk bagi Anak-anak di Zona Konflik

"Anak-anak telah membayar harga tertinggi dalam perang yang sama sekali bukan tanggung jawab mereka. Hidup mereka telah diperpendek, keluarga mereka selamanya hancur dalam kesedihan," katanya, Senin (5/2/2018).

Cappelaere mengatakan, konflik Suriah memasuki tahun kedelapan dan pertempuran intensif dilaporkan telah menewaskan 59 anak-anak dalam empat pekan terakhir.

Sementara itu, di Yaman, PBB mengonfirmasi kematian 16 anak akibat perang. Angka tersebut diperkirakan semakin bertambah mengingat kematian anak terus dilaporkan dan anak yang mengalami luka parah masih berjuang untuk hidup.

Beralih ke Mosul, Irak, seorang anak terbunuh dalam sebuah rumah yang terperangkap dan di Palestina, seorang bocah anak laki-laki ditembak mati di sebuah desa dekat Ramallah.

Baca juga: Dua Tahun Perang Yaman, 7.700 Tewas dan 42.500 Terluka

Kemudian, 16 pengungsi, termasuk empat anak, mati membeku dalam badai musim dingin di Lebanon. Mereka diketahui melarikan diri dari perang di Suriah.

"Kami secara kolektif terus gagal menghentikan perang terhadap anak-anak," kata Cappelaere.

Bukan hanya ribuan, melainkan jutaan anak-anak di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara harus melewati masa kecil yang sulit.

Mereka dilukai seumur hidup, trauma, ditangkap dan ditahan, dieksploitasi, dicegah untuk pergi sekolah, tidak mendapat layanan kesehatan, serta tidak memperoleh hak dasarnya untuk bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com