Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denah Pangkalan Militer AS Terbongkar Gara-gara Aplikasi Joging

Kompas.com - 30/01/2018, 16:08 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Sebuah aplikasi pelacak lokasi atau GPS (global positioning system) secara tidak sengaja mengungkap denah lokasi-lokasi sensitif di berbagai belahan dunia, termasuk pangkalam militer rahasia milik AS.

Perusahaan pelacak GPS, Strava yang berbasis di San Fransisco, California, telah merilis peta panas global yang dibuat dengan mengikuti dan mencatat aktivitas dan pergerakan orang-orang yang menggunakan aplikasi kebugaran seperti Fitbits.

Menggunakan data yang telah dikumpulkan selama dua tahun terakhir dari para pengguna. Strava mengklaim memiliki 27 juta pengguna di seluruh dunia. Dan bukan tidak mungkin, di antara para pengguna tersebut ada tentara yang bertugas di pangkalan militer rahasia.

Baca juga: Susul AS dan Rusia, China Luncurkan Satelit Pendukung GPS

Aplikasi tersebut biasa digunakan untuk merekam aktivitas pengguna saat berjoging atau berolahraga. Namun pelacak GPS yang tetap aktif akan tetap mengirimkan informasi pergerakan pengguna ke pusat data yang dimiliki Strava.

Dari situlah terlihat jalan, maupun rute yang kerap dilalui. Dalam hal tentara yang beraktivitas di sebuah pangkalan militer rahasia, maka sangat mungkin pola pergerakan mereka dapat ditampilkan dalam sebuah peta.

Peta panas global yang dirilis pada November 2017 lalu menggunakan data yang telah dikumpulkan dalam rentang waktu antara 2015 hingga September 2017. Dalam peta yang telah dirilis itu terdapat lokasi yang diyakini merupakan pangkalan militer milik AS di Afghanistan.

Pengguna sebenarnya dapat memilih opsi menonaktifkan pengiriman data pelacakan melalui pengaturan di aplikasi, namun tampaknya tidak banyak yang melakukannya.

Pejabat militer AS mengatakan tengah melihat situasi untuk menentukan respon dan tindakan yang akan diambil.

"Departemen Pertahanan melihat hal ini dengan sangat serius dan sedang mengkaji situasi untuk menentukan apakah pelatihan atau panduan tambahan perlu dilakukan."

"Dan apakah perlu ada kebijakan tambahan yang dikembangkan untuk memastikan keselamatan personil Departemen Pertahanan di lokasi," kata juru bicara Mayor Audricia Harris dilansir The Independent.

Sementara, juru bicara Strava mengatakan, data yang telah dirilis telah dianonimkan dan tidak termasuk data pengguna yang bersifat pribadi.

Baca juga: Apa Itu GPS dan Cara Kerjanya

"Peta panas global kami menampilkan hasil gabungan dan anonim dari lebih dari satu miliar aktivitas pengguna yang diunggah ke platform kami," kata dia.

"Juga tidak memasukkan kegiatan yang telah ditandai sebagai zona privasi oleh pengguna. Karenanya kami berkomitmen untuk membantu orang memahami lebih baik pengaturan dalam aplikasi kami agar pengguna dapat mengendalikan apa yang akan mereka bagikan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com