Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langgar Sanksi, Korea Utara Disebut Masih Lakukan Ekspor Batu Bara

Kompas.com - 29/01/2018, 20:33 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Sebuah laporan intelijen menyebut Korea Utara masih melakukan perdagangan ekspor di tengah diberlakukannya sanksi internasional dengan mengirimkan batubara ke Korea Selatan dan Jepang.

Laporan intelijen tersebut dikutip Reuters, menyebut Korea Utara beberapa kali mengirim batu bara melalui jalur laut ke pelabuhan Rusia. Di sana muatan kapal dipindah ke kapal Jepang dan Korea Selatan.

Kementerian Luar Negeri Rusia dan Jepang menolak berkomentar tentang laporan tersebut, sementara Seoul mengatakan akan melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang diduga melanggar sanksi Korea Utara.

Baca juga: Perdagangan China-Korea Utara Menurun Tajam Sepanjang 2017

Aktivitas ekspor batu bara oleh Korea Utara juga dilaporkan dilakukan dengan pengusaha asal Taiwan.

Dikutip dari AFP, Senin (29/1/2018), pengadilan Taiwan telah menahan pengusaha lokal yang diduga menjalankan bisnis pembelian batu bara dari Pyongyang.

Pengusaha tersebut, yang dilaporkan bermarga Chiang, diduga membawa batu bara asal Korea Utara di kapal yang disewanya melalui daratan China pada Agustus dan September lalu.

Dalam sebuah laporan redaksi, tanpa menyebut nama kapal dan tujuannya, Kantor Jaksa Distrik Taipei mengatakan, Chiang dicurigai menyewa kapal tersebut melalui penghubung di China.

"Batu bara antrasit dibongkar dan dijual di pelabuhan di Vietnam, sehingga melanggar resolusi sanksi Dewan Keamanan PBB," tulis laporan tersebut.

Taiwan telah melarang semua perdagangan dengan Korea Utara mulai September lalu.

Jaksa mengatakan telah menggeledah rumah Chiang pada Minggu (28/1/2018) dan menginterogasi delapan terdakwa beserta saksi.

Baca juga: Diduga Jual Minyak ke Korea Utara, Pengusaha Taiwan Diperiksa

Dewan Keamanan PBB melarang ekspor batu bara Korea Utara sejak Agustus lalu sebagai bagian dari upaya menghentikan sumber pemasukan Pyongyang yang diduga digunakan untuk mendanai program persenjataan nuklir mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com