Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Perhimpunan Pelajar Indonesia
PPI

Perhimpunan Pelajar Indonesia (www.ppidunia.org)

Benarkah Iran Kini Miskin, Tidak Stabil, dan Penuh Konflik?

Kompas.com - 29/01/2018, 19:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Bagaimana dengan harga kebutuhan pokok? Berikut ini adalah datanya. Saya ambil data paling mutakhir, yaitu kurang dari sebulan yang lalu. Harga-harga ini memang dari tahun-tahun sebelumnya.


1. Bensin: 1.000 Toman (sekitar Rp 3.350) per liter.
2. Gas: 700 Toman (sekitar Rp 2.400) per kilogram.
3. Gandum (makanan pokok mereka adalah roti/nan dari gandum): 1.300 Toman (sekitar Rp 4.400) per kg.
4. Daging: 42.000 Toman (sekitar Rp 140.000) per kg.
5. Listrik: 45 Toman (sekitar Rp 160) per kwh

Sekitar 25 persen PNS dipaksa pensiun dini; dan 50 persen pegawai honor diberhentikan (oleh pemerintah Rouhani). Akhir-akhir ini harga telur meningkat jadi 3 kali lipat (mencapai Rp 30.000 per 9 butir)."

Fungsi pemerintahan Iran

Iran menjadi negara Republik Islam semenjak tahun 1978 hingga sekarang, dengan pimpinan Ayatullah Rohullah Khomeini. Berita revolusi Iran menjadi berita yang sempat mengegerkan dunia bahkan telah menjadi panutan bagi banyak negara.

Tak sedikit yang mengagumi Iran lewat revolusi yang diciptakan Pemimpin Agung Iran ini. Setelah wafatnya Ayatullah Khomeini, Ayatullah Ali Khamenei lah yang menjadi pemimpin serta penasihat pemerintah dan masyarakat Iran.

Baca juga : Garda Revolusi Iran Klaim Demo Anti-pemerintah Berakhir

Apa fungsi Pemimpin Agung Iran yang sesungguhnya? Menurut Pasal 110 Konstitusi Iran, tugas dan wewenang Pemimpin Agung antara lain adalah:

1. Delineasi terhadap kebijakan umum Republik Islam Iran setelah berkonsultasi dengan Dewan Penegasan Kebijaksanaan Bangsa.
2. Pengawasan atas pelaksanaan yang tepat dari kebijakan umum agar sesuai sistem.
3. Deklarasi perang dan damai, dan mobilisasi angkatan bersenjata.
4. Menyelesaikan masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan metode konvensional, melalui Dewan Penegasan Kebijaksanaan Bangsa.

Sudah dua tahun berturut-turut Pemimpin Agung Iran menamakan tahun Iran sebagai tahun "Resistive Economy Years".

Penekanannya, memperhatikan ekonomi saja tidak cukup dan terkait solusi kondisi saat ini, pemulihan dengan membagi ekonomi muqawama (pertahanan) menjadi poin-poin vital dan penting serta fokus seluruh pejabat dan rakyat. Poin vital ini adalah produksi dalam negeri dan lapangan kerja, khususnya bagi para pemuda.

Warga Iran menyerukan slogan-slogan saat menggelar aksi mendukung pemerintah di dekat Masjid Besar Imam Khomeini di Ibu Kota Teheran, Sabtu (30/12/2017). Unjuk rasa anti-pemerintahan Presiden Hassan Rouhani di Iran berlangsung hampir sepekan, memakan korban tewas hingga puluhan orang dan ratusan orang ditangkap pihak keamanan.AFP PHOTO/HAMED MALEKPOUR Warga Iran menyerukan slogan-slogan saat menggelar aksi mendukung pemerintah di dekat Masjid Besar Imam Khomeini di Ibu Kota Teheran, Sabtu (30/12/2017). Unjuk rasa anti-pemerintahan Presiden Hassan Rouhani di Iran berlangsung hampir sepekan, memakan korban tewas hingga puluhan orang dan ratusan orang ditangkap pihak keamanan.
Lalu, pantaskah dikatakan kondisi Iran saat ini disebut dengan ketidakpuasan terhadap Pemerintah Mullah? Atau sebenarnya masyarakat kecewa akan pilihan mereka (Presiden Hassan Rouhani) pada tahun ini?

Memang sempat terjadi demonstrasi seperti yang terjadi pada tahun 2007-2008 yang lebih fokus pada ketidakpuasan pada rezim berkuasa. Perbedaannya pada tahun itu, demo kali ini memiliki pemimpin yang kuat.

Namun demonstrasi pada tahun ini hanyalah sebuah demo untuk terkait perbaikan ekonomi, bukan karena keinginan masyarakat untuk mengubah pemerintahan Mullah dengan rezim lain. Masyarakat merasa kecewa akan tindakan presiden pilihan mereka pada tahun kedua khidmahnya.

Sejak Rouhani terpilih sebagai presiden untuk kedua kalinya, kerjasama Iran dengan Amerika Serikat dan negara Barat bertambah tetapi Iran bukannya semakin mandiri namun semakin banyak campur tangan negara lain dan penurunan produksi dalam negeri.

Sebagai contohnya, dalam sebuah kerjasama tercatat Iran harus menghentikan beberapa persen dari produksi uraniumnya. Padahal dari tenaga nuklir itulah banyak kebutuhan masyarakat ternaungi.

Wajar jika terjadi demonstrasi layaknya negara lain ketika ada isu ekonomi terutama terkait kenaikan harga bahan pokok atau BBM. Namun, sangat disayangkan Iran selalu menjadi umpan bagi media Barat sehingga hal kecil  dapat dibesar-besarkan. Seakan-akan, Iran adalah tempat yang sangat tidak stabil dan penuh konflik. 

 

Bahesty Zahra,
Pelajar S1 Universitas Tehran
Sekretaris Jenderal IPI Iran dan Sekretaris Kawasan Timur Tengah dan Afrika PPI Dunia (ppidunia.org)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com