Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebuah Keluarga Asal Zimbabwe Tinggal 3 Bulan di Bandara Bangkok

Kompas.com - 23/01/2018, 19:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com - Jika Anda pernah mengeluh karena tertahan beberapa jam hingga menginap di sebuah bandara, maka penderitaan Anda belum seberapa.

Sebuah keluarga asal Zimbabwe bahkan harus tinggal di bandara internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand selama tiga bulan sebelum diizinkan pergi.

Keluarga yang terdiri atas empat anak-anak berusia di bawah 11 tahun dan empat orang dewasa itu tiba di Bangkok pada Mei tahun lalu.

Kemudian pada Oktober mereka berencana pergi ke Spanyol, sebelum menyadari ada kesalahan dalam visa mereka.

Baca juga : Sudah Setahun, Pengungsi Suriah Ini Tinggal di Bandara Istanbul

Celakanya, mereka tak bisa kembali ke Bangkok karena visa turis keluarga ini sudah habis masa berlakunya dan mereka harus membayar denda jika nekat kembali ke dalam kota.

Kesulitan bertambah karena mereka mengatakan tak bisa kembali ke Zimbabwe karena menghadapi persekusi di negeri tersebut.

Kondisi yang menimpa keluarga ini kemudian diketahui setelah seorang pekerja di bandara Suvarnabhumi mengunggah fotonya bersama salah seorang anak keluarga itu ke media sosial pada Desember lalu.

Dalam foto itu, sang pekerja bandara menyertakan komentar yang menceritakan kondisi keluarga Zimbabwe yang harus tinggal di bandara karena tak bisa pulang kampung.

Pejabat setempat saat itu mengatakan, mereka mencoba membantu agar keluarga itu bisa terbang dengan maskapai Ukraine International Airlines (UIA) lewat Kiew lalu ke Dubai sebelum menuju ke negara ketiga demi menghindari imigrasi Eropa.

Namun, menurut juru bicara maskapai UIA, keluarga Zimbabwe itu membatalkan tiket yang sudah mereka dapat untuk penerbangan terakhir mereka dari Dubai.

Alhasil, mereka dipulangkan lagi dari Dubai menuju ke Bangkok.

Keluarga ini kemudian meminta bantuan PBB dan mengatakan mereka mengkhawatirkan persekusi di Zimbabwe pasca-kudeta yang menggulingkan Presiden Robert Mugabe.

PBB saat itu mengatakan tengah mengusahakan beberapa pilihan karena Thailand tidak mau memberikan status legal bagi pengungsi atau pencari suaka.

Sementara PBB bekerja, keluarga Zimbabwe ini tinggal di terminal keberangkatan dan dijaga sejumlah staf bandara.

Menurut juru bicara biro imigrasi Thailand, Kolonel Polisi Cherngron Rimphadae, mereka akhirnya bisa meninggalkan Bangkok pada Senin (22/1/2018).

Baca juga : Ibu dan Putrinya Sudah Setahun Tinggal di Bandara Setelah Visa Mereka Habis

Rimphadae kepada BBC Thailand mengatakan, keluarga asal Zimbabwe tersebut diterbangkan ke Filipina tempat sebuah kamp milik UNHCR berlokasi.

Namun, sejauh ini belum diketahui apakah Filipina menjadi tujuan akhir keluarga tersebut atau mereka akan diterbangkan ke negara ketiga.

Sedangkan juru bicara UNHCR menegaskan, organisasi itu tidak bisa memberi penjelasan terkait kasus-kasus individual.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com