Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/01/2018, 04:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, akhirnya mengumumkan serangan ke wilayah Kurdi Suriah di Afrin.

Bersandi "Olive Branch" operasi tersebut dimulai dengan bombardir yang dilakukan jet tempur Turki.

Menteri Luar Negeri Mevut Cavusoglu berkata, Turki telah menginformasikan serangan ke pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.

Cavusoglu menjelaskan, sejatinya Turki tidak mempunyai hubungan dengan rezim Assad.

"Kami berusaha mematuhi hukum internasional dengan memberi tahu pihak terkait mengenai aktivitas kami di wilayah mereka," kata Cavunoglu kepada 24 TV via AFP.

Baca juga : Suriah Ancam Hancurkan Jet Tempur Turki jika Serang Wilayahnya

Dilaporkan Al Jazeera Sabtu (20/1/2018), militer Turki sejak awal menyatakan bahwa mereka hanya mengincar milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG).

"Namun, dengan rakyat sipil terkepung di area yang diincar, sangat mungkin mereka bakal menjadi korban," ujar Al Jazeera dalam reportasenya.

Anadolu via AFP memberitakan, serangan tersebut sudah menyasar pangkalan udara militer milik YPG di Minnigh, yang terletak di utara Aleppo.

Total, serangan udara hari dalam pertama operasi telah menghancurkan 108 target.

Namun, hingga saat ini, belum diketahui berapa korban milisi Kurdi tersebut, atau laporan Turki tengah mengerahkan pasukan daratnya.

Dalam pernyataannya, Erdogan menegaskan bakal memperluas daerah operasi militernya ke Manbij.

Manbij adalah kota yang terletak di barat Lembah Eufrat. Oleh Erdogan, kota tersebut dinyatakan menjadi salah satu basis YPG selain Afrin.

2017, Turki melancarkan Operasi Euphrates Shield untuk mengusir YPG di Manbij dengan mengerahkan kelompok paramiliter Pasukan Pembebasan Suriah (FSA).

"Operasi di Afrin menunjukkan dengan jelas jika mereka berhasil, mereka bakal bergerak ke Manbij, sebelum menyasar perbatasan Irak," tutur Al Jazeera.

Sebelumnya, Erdogan menuduh YPG dan Partai Pekerja Kurdi (PKK) merupakan sarang teroris yang kerap menyerang Turki.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com