Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituduh Terlibat Propaganda Teroris, Lima Jurnalis Turki Dihukum Penjara

Kompas.com - 18/01/2018, 16:25 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

ISTANBUL, KOMPAS.com - Pengadilan di Istanbul pada Selasa (16/1/2018), telah menjatuhkan hukuman penjara terhadap lima jurnalis yang dituduh terlibat dalam kampanye propaganda teroris.

Dilaporkan kantor berita Dogan, empat jurnalis di antaranya dihukum 18 bulan penjara karena berpartisipasi dalam kampanye solidaritas dengan harian pro-Kurdi, Ozgur Gundem, yang telah ditutup.

Sementara, seorang jurnalis lainnya, yang juga menjabat sebagai pemimpin redaksi harian tersebut, Huseyin Akyol mendapat hukuman penjara tiga tahun sembilan bulan.

Lima pekerja media itu dianggap terlibat dalam propaganda teroris dengan Partai Pekerja Turki (PKK) yang telah dilarang pemerintah.

Baca juga: Keajaiban di Trabzon, Semua Penumpang dan Kru Pesawat Turki Selamat

Namun demikian, kelima jurnalis tersebut, saat ini tidak ditahan dan menunggu keputusan vonis banding.

Mengutip dari The News Arab, data situs kebebasan pers P24 menunjukkan, saat ini ada hingga 151 jurnalis yang tengah ditahan di penjara Turki.

Sebagian besar dari mereka ditahan di bawah undang-undang darurat yang diberlakukan berkenaan dengan upaya kudeta yang terjadi di Turki pada 2016.

Kondisi tersebut menempatkan Turki sebagai salah satu negara yang tengah mengalami krisis demokrasi paling parah di dunia.

"Daftar panjang permasalahan yang berkembang di seluruh dunia turut berperan dalam penurunan global demokrasi di dunia pada 2017."

"Namun kemungkinan yang paling berpengaruh adalah percepatan penarikan diri AS dari komitmen mempromosikan dan mendukung demokrasi," kata Presiden Freedom House, Michael Abramowitz dalam pernyataannya, Selasa (16/1/2018).

Baca juga: Risiko Keamanan di AS Meningkat, Turki Peringatkan Warganya

Dia menambahkan, kekaguman pemimpin Amerika bagi sebagian pemimpin dan diktator turut berperan dalam pemerintahan otoriter semakin memberanikan diri.

Ambramowitz mengatakan, negara seperti Turki yang sepertinya menjanjikan kisah sukses telah terjun ke dalam pemerintahan yang otoriter.

Penilaian oleh organisasi non-pemerintah itu terhadap indeks kebebasan di Turki telah menurun menjadi "Tidak Ada Kebebasan" dari sebelumnya "Setengah Bebas".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com