Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuka Agama Israel Siap Tampung Imigran Afrika yang Terancam Dideportasi

Kompas.com - 18/01/2018, 16:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Newsweek

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ratusan rabi, atau pemuka agama Yahudi, di Israel dilaporkan siap menampung imigran Afrika yang terancam terkena deportasi oleh pemerintahan Benjamin Netanyahu.

Mereka yang menjanjikan penampungan bagi para imigran bernaung di bawah organisasi Rabbis for Human Rights yang berbasis di Yerusalem.

Salah satu anggota, Susan Silverman, berkata aksi tersebut dilakukan dengan didasari pada kisah Anne Frank.

Anne Frank adalah gadis Yahudi berusia 15 tahun yang menjadi korban Holocaust Nazi Jerman.

Sebelum tertangkap dan dikirim ke kamp konsentrasi 4 Agustus 1944, Frank dan keluarganya bersembunyi di sebuah paviliun rahasia (Achterhuis).

Dilansir Haaretz via Newsweek Rabu (17/1/2018), Silverman berkata bahwa Anne Frank adalah sosok pengungsi Yahudi yang paling terkenal karena mampu bersembunyi dengan baik sebelum ditemukan Nazi.

Baca juga : Netanyahu: Tiga Bulan, Migran Afrika Keluar dari Israel atau Dipenjara

"Di masa Perang Dunia II, banyak orang mempertaruhkan hidupnya untuk menyelamatkan orang Yahudi. Mengapa kami tidak boleh melakukan hal yang sama?" tanya Silverman.

Adik dari komedian kontroversial Amerika Serikat, Sarah Silverman, itu menyindir Netanyahu yang mengutip ucapan Raja kuno Mesir, Firaun untuk menggambarkan situasi Israel dengan pengungsi Afrika.

Netanyahu, kata Silverman, berkata bahwa alasan Israel untuk mendeportasi imigran Afrika dikarenakan takut jika jumlah mereka bakal lebih besar.

"Lucunya, Firaun saat itu berkata bahwa dia takut jika bangsa Israel menjadi lebih besar dan menguasai mereka," kecam Silverman.

Silverman melanjutkan, kelompok Rabbis for Human Rights bakal memperjuangkan keadilan bagi para imigran Afrika.

Selain menyatakan bakal menampung para imigran, mereka juga bakal berdemonstrasi secara massal di bandara untuk mencegah pesawat menerbangkan imigran ke daerah asal mereka.

Sebelumnya, Netanyahu mengultimatum imigran yang datang melalui Eritrea dan Sudan untuk pergi dari Israel hingga Maret mendatang.

Netanyahu berjanji, pemerintah bakal memberikan tiket pesawat dan uang saku sebesar 2.900 euro, sekitar Rp 46 juta, kepada setiap imigran ilegal tersebut.

Jika hingga Maret mereka tidak kunjung angkat kaki, maka Netanyahu mengancam bakal memenjarakan mereka.

"Setiap negara harus mempertahankan wilayah perbatasannya, melindungi perbatasan dari penyusupan ilegal. Itu adalah hak dan kewajiban dasar sebuah negara yang berdaulat," kata Netanyahu saat itu.

Diperkiraan, ada sekitar 38.000 imigran Afrika yang memadati fasilitas penampungan di gurun sebelah selatan Israel, Holot.

Baca juga : PBB Desak Israel Batalkan Rencana Memaksa Keluar Migran Afrika

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Newsweek
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com