Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Suriah Berharap AS Buka Kembali Bantuannya

Kompas.com - 16/01/2018, 18:19 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DAMASKUS, KOMPAS.com - Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengungkapkan permintaan agar Amerika Serikat (AS) membuka kembali program bantuannya bagi mereka.

Perkataan itu disampaikan setelah kelompok yang menjadi kekuatan utama pemberontak tersebut terus-menerus terdesak.

Pada 2013, Presiden Barack Obama membuka program rahasia yang dikelola oleh Dinas Rahasia Pusat (CIA).

Tujuan dari program tersebut adalah menghancurkan rezim Bashar al-Assad yang telah berkuasa selama 17 tahun.

Baca juga : Markas Pemberontak Suriah Diserang, 23 Tewas Termasuk Warga Sipil

Dalam program tersebut, AS bakal menyediakan perlengkapan tempur seperti senjata hingga kendaraan lapis baja, serta pelatihan kepada pemberontak.

Hasil dari program tersebut terasa pada 2015, New York Times saat itu melaporkan, berbekal rudal anti-tank yang dipasok CIA dan Arab Saudi, pemberontak berhasil menghancurkan pasukan Assad di kawasan utara Suriah.

Namun, begitu Rusia mulai terjun pada 2015, pemberontak mulai terdesak.

Puncaknya adalah saat Juli 2017, Presiden Donald Trump mengumumkan penghentian program rahasia yang selalu disangkal keberadaannya oleh Obama.

Banyak kalangan meyakini bahwa keputusan Trump terjadi karena dia memiliki hubungan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Namun, seperti dilaporkan Washington Post, biaya yang besar menjadi alasan Trump menghentikan program tersebut.

Sejak 2013, total Negeri Paman Sam telah menggelontorkan anggaran hingga 1 miliar dolar AS, sekitar Rp 13,3 triliun.

Juru bicara FSA Mustafa Sejari, dikutip Al Masdar News Selasa (16/1/2018) menyatakan, pengaruh Iran terasa nyata dalam setiap serangan yang dilancarkan pasukan pemerintah.

Sejari mengatakan, selama ini AS selalu menekankan ancaman Iran di Timur Tengah.

"Sekarang saatnya mengubah kata-kata menjadi tindakan. Tanpa bantuan AS, kami bakal kalah oleh Iran yang terus memperluas pengaruhnya di Suriah," ujar Sejari.

Hingga saat ini, satu-satunya wilayah yang berhasil dikuasai oleh kelompok pemberontak adalah Idlib yang direbut pada 2015.

Baca juga : Israel Danai Pemberontak Suriah di Dataran Tinggi Golan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com