Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Drone" Bawah Air Rusia Bisa Bawa Hulu Ledak Nuklir Terbesar di Dunia

Kompas.com - 15/01/2018, 19:11 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Daily Mail

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah laporan Pentagon yang bocor mengklaim Rusia memiliki drone bawah air yang mampu membawa hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Keberadaan kapal selam tak berawak ini sudah menjadi bahan pembicaraan sejak lama. Namun, laporan Nuclear Posture Review dari Pentagon mengkonfirmasikan rumor tersebut.

Laporan tersebut memperingatkan adanya upaya Rusia untuk meningkatkan cadangan senjata nuklirnya di saat Amerika Serikat justru mengurangi persenjataanya.

Menurut majalah Newsweek, kapal selam tak berawak itu mampu membawa hulu ledak berkekuatan 100 megaton yang merupakan hulu ledak terbesar di dunia.

Baca juga : Pangkalan Militer Rusia di Suriah Jadi Sasaran Serangan Drone

Rancangan laporan, yang pertama kali dipublikasikan The Huffington Post itu, berisi sebuah ilustrasi grafis wahana pembawa nuklir baru yang tengah dikembangan AS, Rusia, Korea Utara, dan China sejak 2010.

Di antara lima wahana pengangkut nuklir milik Rusia disebut "status-6 AUV" yang artinya wahana itu berupa drone bawah air tanpa awak.

Drone bawah air Status-6 itu, yang disebut Kanyon oleh Pentagon, diduga sudah dimiliki Rusia sejak 2016.

Kapal selam nirawak itu dikabarkanmemiliki daya jelajah hingga hampir 10.000 kilometer dengan kecepatan maksimal 56 knot atau 103 kilometer per jam.

Artinya, drone bawah air itu mampu mengangkut hulu ledak nuklir hingga ke jarak terdekat dengan daratan Amerika Serikat.

Otorita keamanan AS mendeteksi adanya uji coba pada 27 November 2016 setelah drone itu diluncurkan dari kapal selam kelas Sarov. Demikian dikabarkan situs berita Washington Free Beacon.

Baca juga : Panduan Baru Pentagon, Pangkalan Militer AS Boleh Tembak Jatuh Drone

Dokumen ini menambahkan, sebagai upaya memodernisasi "warisan" sistem persenjataan nuklir Uni Soviet, Rusia tengah mengembangkan hulu ledak dan sistem peluncuran nuklir yang baru.

Bulan lalu, NATO menyampaikan kekhawatirannya terkait perkembangan sistem misil jarak jauh Rusia yang membuat Moskwa mampu melancarkan serangan nuklir terhadap Eropa dalam waktu singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com