Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Ton Nanas di Australia Dibiarkan Membusuk

Kompas.com - 12/01/2018, 13:43 WIB
Veronika Yasinta

Penulis


TOWNSVILLE, KOMPAS.com - Petani di Queensland Utara terpaksa untuk membiarkan ratusan ton hasil panen nanasnya membusuk karena kelebihan pasokan di pasaran.

Kondisi cuaca yang ideal menyebabkan pertumbuhan nanas menjadi berlebihan justru membuat petani kehilangan banyak uang. Padahal dalam banyak kasus, hasil panen nanas tidak dapat menutupi biaya produksi.

Mereka menjemur ratusan ton nanas itu di bawah sinar matahari hingga membusuk.

Demien Berra, petani asal Rollingstone, sekitar 50 km sebelah utara Townsville, membiarkan 40 ton nanas hasil panennya di atas tanah atau untuk diberikan ke hewan ternak.

Baca juga : Filipina Tawarkan Impor Nanas ke Indonesia

"Ini sangat menyakitkan, semua kerja keras yang dilakukan selama bertahun-tahun, hanya berakhir di tumpukan buah yang membusuk," katanya.

Kepala industri pertanian nanas Australia, Stephen Pace, mengatakan kondisi pasar saat ini sudah sangat berlebihan sehingga tidak mungkin lagi nanas-nanas tersebut dijual.

"Ini merupakan fakta yang menyedihkan, lebih baik membuangnya daripada menaruhnya di pasar dan menurunkan harga pasar yang sudah kelebihan pasokan," katanya.

Dalam sebuah unggahan di Facebook pada 9 Januari 2018, isu mengenai hasil panen nanas yang berlebihan di Australia menjadi viral.

Baca juga : Perdana, 18 Ton Nanas Segar Indonesia Masuk ke Italia

Manager NQ Paradise Pines, Roberts Richardson mengatakan masalah yang dihadapi oleh petani diperburuk oleh produsen makanan Golden Circle untuk tidak memproduksi nanas kaleng selama periode panen.

Dia mengingatkan kepada konsumen tentang kemungkinan kekurangan nanas kalengan yang dibuat dari produk lokal dalam beberapa bulan mendatang.

Sementara, petani bisa berbuat lebih banyak untuk mengurangi limbah, dia mendesak rumah tangga di Australia agar makan lebih banyak buah tropis.

"Lebih banyak orang perlu makan nanas, makan banyak buah segar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com