Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Sehari, 48 Migran Asal Mali Tenggelam saat Ingin Menuju Eropa

Kompas.com - 11/01/2018, 23:30 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

BAMAKO, KOMPAS.com - Pemerintah Mali mengibarkan bendera setengah tiang pada Kamis (11/1/2018), setelah 48 warganya dikabarkan tenggelam di Laut Tengah saat berusaha mencapai Eropa.

"Sebanyak 48 orang warga negara kami kehilangan nyawa mereka di laut Mediterania pada Minggu (7/1/2018)," tulis pernyataan kementerian luar negeri Mali yang dirilis Rabu (10/1/2018) malam.

Negara di Afrika barat itu menempati peringkat lima sebagai negara penyumbang migran yang menuju Eropa melalui jalur laut, selama tahun lalu, menurut data dari Organisasi Migran Internasional (IOM).

Baca juga: Penjaga Pantai Italia Selamatkan 255 Migran dari Perairan Mediterania

Para migran pergi meninggalkan negaranya karena kemiskinan, pengangguran dan ketidakpastian situasi politik.

Sebanyak 68 orang lainnya berhasil menyelamatkan diri dan selamat, termasuk empat anak-anak. Mereka telah diidentifikasi di Libya oleh perwakilan kedutaan pada Senini (9/1/2018) dan akan segera dipulangkan secepatnya.

Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita mengumumkan masa berkabung nasional selama 24 jam dan akan mendoakan para korban pada Jumat (12/1/2018).

Presiden juga telah memerintahkan dilakukannya penyelidikan terkait kemungkinan penyelundupan manusia dan mencari pihak yang bertanggung jawab telah membawa warganya ke Libya.

Sementara, Kementerian Luar Negeri mengingatkan kepada orangtua untuk mendidik kaum muda akan bahaya melakukan migrasi, sebuah fenomena yang terjadi hampir di seluruh negara Afrika dengan ribuan jiwa telah menjadi korban.

Baca juga: Uni Afrika Siap Pulangkan 20.000 Migran yang Terdampar di Libya

"Meski terus dilakukan kampanye untuk mengedukasi warga, dan berbagai upaya memulangkan kembali warga secara sukarela, kaum muda terus saja mengambil risiko melalui jalur berbahaya untuk menuju Eropa," kata kementerian dalam pernyataannya.

Negara Mali tengah menghadapi ancaman dari faksi bersenjata dan juga pemberontakan. Selain itu banyaknya pengangguran dan minimnya lapangan pekerjaan mendorong warganya melakukan migrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com