Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Kolera Makin Menjalar di Zambia, Aktivitas Gereja Dihentikan

Kompas.com - 08/01/2018, 17:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LUSAKA, KOMPAS.com - Wabah kolera yang terjadi di Zambia sejak Oktober 2017 dilaporkan mengalami peningkatan dengan kecepatan yang mengkawatirkan.

Diwartakan Africa News Minggu (7/1/2018), kementerian kesehatan melaporkan, kasus warga yang menderita kolera telah menembus angka 2.451.

Media lokal di sana memberitakan, tercatat sebanyak 61 orang di seluruh Zambia meninggal dunia.

Dalam laporan terakhir Kamis pekan lalu (4/1/2018), terdapat 2.047 kasus dengan 50 orang di antaranya meninggal.

Jumlah paling banyak terjadi di ibu kota Lusaka, dengan korban meninggal mencapai 58 orang.

Baca juga : Wabah Kolera Menjalar, Tahun Ajaran Baru di Zambia Ditunda

Penyebaran tersebut membuat gereja memutuskan untuk menghentikan kegiatan peribadatannya.

Salah satunya adalah Gereja Bread of Life International di Emmasdale, Lusaka.

Melalui pengumumannya di Twitter, gereja menyatakan sebelumnya berusaha untuk tetap melaksanakan ibadah Minggu.

"Namun, otoritas keamanan menghimbau kami untuk membatalkan ibadah maupun pertemuan gereja hingga pemberitahuan selanjutnya," demikian pernyataan Bread of Life.

Situasi tersebut membuat Menteri Perumahan, Vincent Mwale, angkat bicara. Mwale menjelaskan, pemerintah tidak melarang warga Zambia untuk beribadah.

Mereka diperbolehkan beribadah di manapun sepanjang tempat tersebut membuat mereka nyaman.

"Malah, di momen pelik seperti sekarang ini, kami membutuhkan bantuan doa lebih dari pada biasanya," ujar Mwale seperti dilansir Mwebantu.

Sebelumnya, akibat wabah yang dimulai 6 Oktober 2017, kegiatan belajar mengajar untuk tahun ajaran baru 2018 juga dihentikan.

Dalam pandangan Menteri Kesehatan Chitalu Chilufya,  jika tahun ajaran tetap diselenggarakan, maka orang-orang yang terjangkit bakal semakin banyak sehingga penanganan lebih sulit.

"Ada beberapa anak yang datang dari daerah yang kami anggap sebagai pusat epidemik. Jika mereka berbaur dengan anak lain, kami khawatir terjadi kontaminasi silang," papar Chilufya.

Selama menghentikan tahun ajaran baru, Chilufya memaparkan bakal bekerja sama dengan otoritas keamanan untuk memeriksa saluran air maupun sistem sanitasi sekolah.

"Jadi, kami berusaha memastikan fasilitas air minum maupun sanitasi berada dalam kondisi bagus," tuturnya.

Menteri berusia 45 tahun tersebut bakal meninjau kebijakannya pada 30 Januari 2018.

Baca juga : Dilanda Perang, Wabah Kolera Serang Hampir 1 Juta Orang di Yaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com