NEW YORK, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutterres menyambut baik pembukaan kembali saluran komunikasi telepon antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (4/1/2018), juru bicara PBB Farhan Haq menyatakan Gutteres berharap akan ada inisiatif diplomatik untuk mengakhiri masalah nuklir di semenanjung tersebut.
"Selalu ada perkembangan positif untuk mengadakan dialog antara Korea Utara dengan Korea Selatan," katanya.
"Kami berharap inisiatif diplomatik akan mencapai tujuan denuklirisasi," tambahnya.
Baca juga : Korea Utara Pulihkan Saluran Komunikasi dengan Korea Selatan
Sebelumnya, Korea Utara dan Korea Selatan pada Rabu (3/1/2018) membuka kembali jalur komunikasi penting antarnegara yang telah ditutup sejak 2016.
Korea Utara mengaktifkan kembali hotline telepon di desa area gencatan senjata di Panmunjom, pada pukul 06.30 waktu setempat.
Dilansir dari The Guardian, pembukaan jalur komunikasi itu makin meningkatkan harapan cairnya hubungan diplomatik antara pimpinan Korea Utara Kim Jong Un, yang mempertimbangkan keikutsertaan atletnya dalam Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Korea Selatan.
Pembukaan jaringan tersebut juga dilakukan beberapa jam setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membalas retorika Kim tentang tombol nuklir miliknya yang lebih besar dan lebih kuat.
Baca juga : Olimpiade Musim Dingin, Ajang Perdamaian Korea Utara dan Korea Selatan?
"Percakapan telepon berlansung selama 20 menit," ujar seorang pejabat Kementerian Unifikasi Korea Selatan, tanpa menambahkan rincian lebh lanjut.
Sinyal Kim terhadap Korea Selatan menandai sikap lunak yang langka di tengah ketegangan yang melonjak dalam beberapa bulan terakhir.
Sebelumnya, Korea Utara melakukan uji coba rudal balistik antarbenua yang diklaim paling kuat dan dapat menjangkau daratan AS.
Korea Selatan menanggapi tawaran Kim untuk memulai pembicaraan dengan mengadakan pertemuan pada 9 Januari 2018, atau pertama sejak 2015.
Baca juga : Tombol Nuklir Trump Lebih Kuat Ketimbang Milik Kim Jong Un
Di sisi lain, pidato Kim di Tahun Baru juga mencakup peringatan ke AS tentang keberadaan tombol nuklir di mejanya yang memancing kemarahan Trump.
Melalui kicauannya di Twitter, Selasa (2/1/2018) malam waktu setempat, Trump menyatakan tombol nuklir di tangannya lebih besar dan lebih kuat ketimbang milik Kim.
"Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru saja menyatakan ada tombol nuklir di mejanya setiap saat," tulisnya.
"Tolong informasikan kepadanya bahwa saya juga punya tombol nuklir, tapi lebih besar dan lebih kuat daripada miliknya, dan tombol saya dapat bekerja," tambahnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.North Korean Leader Kim Jong Un just stated that the “Nuclear Button is on his desk at all times.” Will someone from his depleted and food starved regime please inform him that I too have a Nuclear Button, but it is a much bigger & more powerful one than his, and my Button works!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 3 Januari 2018