Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dipaksa Kembali, Ilmuwan Nuklir Korut yang Membelot Bunuh Diri dengan Racun

Kompas.com - 29/12/2017, 18:52 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber Daily Mail

SINUIJU, KOMPAS.com - Seorang pembelot yang diduga ilmuwan nuklir Korea Utara dilaporkan bunuh diri menggunakan racun setelah dirinya dipaksa kembali oleh pemerintah China.

Pembelot yang diperkirakan berusia sekitar 50-an tahun itu disebut adalah ilmuwan nuklir dan peneliti di pusat fisika Akademi Sains Negara di Pyongyang.

Informasi yang diperoleh mengatakan, ilmuwan itu menjadi salah satu pembelot Korea Utara yang ditahan di kota Shenyang, provinsi Liaoning, China.

Para pembelot, termasuk ilmuwan nuklir itu ditahan pada 4 November 2017 dan telah dipaksa kembali ke Korea Utara pada 17 November 2017.

Baca juga: Dua Petinggi Korea Utara Kena Sanksi AS

Dia kemudian ditemukan sudah tak bernyawa di dalam ruang tahanan di Departemen Keamanan Negara di Sinuiju, Korea Utara, yang berbatasan langsung dengan China.

"Dia meninggal sebelum sempat diinterogasi soal alasannya melarikan diri, siapa yang membantunya dan rute yang dia gunakan," kata sumber orang dalam kepada RFA.

Sumber tersebut menambahkan, pembelot itu telah berulang kali diperiksa sebelum dibawa dari China ke Sinuiju, sehingga masih menjadi misteri bagaimana dia bisa mendapatkan racun yang digunakannya untuk bunuh diri.

Sebelum melarikan diri ke China, ilmuwan itu dilaporkan telah diberhentikand ari pekerjaan penelitiannya karena menunjukkan tanda-tanda kecemasan akan proyek yang sedang dikerjakannya.

"Dia tiba-tiba mengunjungi kerabat di dekat perbatasan tanpa memberi tahu keluarganya dan tanpa membawa dokumen perjalanan resmi," kata sumber kepada RFA.

"Dan saat dia mengetahui jika sedang dicari oleh pihak berwajib, dia mendadak menghilang," tambahnya, dilansir dari Daily Mail, Jumat (29/12/2017).

Baca juga: Tentara Korea Utara yang Membelot Kebal Terhadap Antraks

Laporan awal menyebut ilmuwan itu bernama Hyun Cheol Hu. Namun informasi itu meragukan karena terkadang penyelidik menggunakan nama palsu untuk tersangka yang ditahan.

Penyelidik kini sedang menginvestigasi bagaimana ilmuwan itu bisa menyeberang sungai Yalu ke China dan kapan dia bertemu dengan para pembelot lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com