Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun Berlalu, Misteri Pembunuhan Benazir Bhutto Belum Terungkap

Kompas.com - 28/12/2017, 11:44 WIB

 


Sang jenderal dan telepon 'ancaman'

Satu dekade kemudian, jenderal yang bertanggung jawab atas Pakistan pada saat itu menyiratkan bahwa orang-orang dalam pemerintahan bisa jadi terlibat dalam pembunuhan Benazir.

Ketika ditanya apakah elemen jahat dalam pemerintahan yang berhubungan dengan Taliban untuk melakukan pembunuhan tersebut, Jenderal Pervez Musharraf menjawab: "Kemungkinan. Ya memang, karena masyarakat terpolarisasi secara agama."

Dia menambahkan unsur-unsur itu bisa saja menjadi salah satu faktor penyebab pembunuhan Benazir Bhutto.

Ini pernyataan mengejutkan dari seorang mantan kepala negara Pakistan karena biasanya pemimpin militer di Pakistan menyangkal tudingan keterlibatan negara dalam serangan jihad kekerasan.

Baca juga : Pemerintah Pakistan Tutup 27 Lembaga Non-pemerintah

Ketika ditanya apakah dia memiliki informasi spesifik tentang elemen jahat di pemerintahan yang terlibat dalam pembunuhan tersebut, Musharraf berkata, "Saya tidak punya fakta yang bisa digunakan. Tapi penilaian saya sangat akurat, saya kira... Seorang perempuan yang dikenal berhaluan Barat selalu dicurigai oleh kalangan itu."

Terkait kematian Benazir, Musharraf sendiri didakwa melakukan pembunuhan, persekongkolan jahat untuk pembunuhan dan memfasilitasi pembunuhan.

Jaksa mengatakan dia menelepon Benazir Bhutto di Washington pada 25 September atau tiga minggu sebelum dia mengakhiri masa pengasingannya selama delapan tahun.

Baca juga : ISIS Klaim Serangan Bom Bunuh Diri Gereja di Pakistan

Staf ahli Bhutto, Mark Seighal dan wartawan Ron Suskind mengatakan mereka bersama Benazir Bhutto saat telepon Musharraf masuk. Menurut Seighal, segera setelah telepon itu Bhutto mengatakan, "Dia mengancam saya, dia melarang saya untuk pulang (ke Pakistan). Dia memperingatkan saya agar tidak pulang."

Musharraf mengatakan dia bertanggung jawab atas apa yang akan terjadi pada Bhutto jika pulang, kata Seighal kepada BBC.

Namun, Musharraf dengan tegas membantah melakukan sambungan telepon itu dan menolak dugaan dia bisa memerintahkan pembunuhnya.

"Jujur saja, saya menertawakannya. Kenapa saya harus membunuhnya?" katanya baru-baru ini kepada BBC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com