Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RSF: 2017, 65 Jurnalis di Seluruh Dunia Tewas

Kompas.com - 19/12/2017, 14:27 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

PARIS, KOMPAS.com - Lembaga Jurnalis Lintas Batas (RSF) mengeluarkan rilis tahunan jumlah jurnalis yang tewas ketika bertugas di seluruh dunia.

Kantor berita AFP Selasa (19/12/2017) melansir, total 65 jurnalis dan pekerja media terbunuh sepanjang 2017.

50 di antaranya merupakan jurnalis profesional. Angka ini menjadi yang terkecil dalam 14 tahun terakhir.

Dari 65 jurnalis yang tewas pada 2017, 39 di antaranya menjadi target pembunuhan.

Sementara sisanya tewas ketika bertugas di wilayah konflik. Mereka menjadi korban dalam sebuah baku tembak, serangan udara, atau bom bunuh diri.

RSF memaparkan, menurunnya tren jurnalis yang terbunuh disebabkan jurnalis saat ini cenderung menghindari negara-negara yang dianggap sangat mematikan.

Baca juga : Pria Nigeria Tusuk 2 Jurnalis Denmark di Gabon

Selain itu, jurnalis saat ini telah cukup terlatih, dan mendapat perlindungan ketika bertugas di daerah konflik.

Suriah masih menjadi negara yang paling berbahaya bagi jurnalis, dengan RSF melaporkan sebanyak 12 orang wartawan terbunuh.

Kemudian diikuti Meksiko dengan jurnalis tewas berjumlah 11 orang.

RSF melansir, Meksiko menjadi negara kedua yang tidak ramah bagi jurnalis tidak hanya dikarenakan peperangan pemerintah melawan gembong narkoba.

"Para jurnalis yang menginvestigasi kasus korupsi atau organisasi kriminal sering menjadi target pembunuhan," demikian rilis yang disampaikan AFP.

Di Asia, Filipina menjadi negara yang paling mematikan bagi reporter.

RSF melansir, lima jurnalis menjadi korban tewas karena ditembak. Tahun lalu, tidak ada laporan mengenai jurnalis terbunuh di Filipina.

Masuknya Filipina sebagai negara berbahaya bagi jurnalis menyusul ucapan Presiden Rodrigo Duterte ketika pilpres 2016.

"Hanya karena Anda jurnalis, bukan berarti Anda bisa lolos dari target pembunuhan jika Anda bersikap sangat menyebalkan," ancam Duterte saat itu seperti dikutip The Guardian.

Untuk urusan negara yang paling sering memenjarakan wartawan, China menjadi yang teratas.

RSF menjelaskan, 42 reporter, dan satu pekerja media menghuni sel penjara di Turki.

"Mengkritik pemerintah, bekerja bagi media yang masuk dalam daftar hitam, menghubungi narasumber yang dianggap sensitif, atau sekedar membuka data rahasia sudah bisa menjadi bukti memasukkan jurnalis ke penjara," ujar RSF.

Baca juga : Ini Media Raksasa Singapura, 1 Hari 1 Jurnalis Bikin 100 Berita...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com