Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter yang Diganjar Hukuman Mati di Iran Akui Jadi Mata-mata Israel

Kompas.com - 18/12/2017, 12:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

TEHERAN, KOMPAS.com - Ahmadreza Djalali, dokter yang diganjar hukuman mati di Iran, mengaku sebagai mata-mata dari dinas rahasia Israel, Mossad.

Pada 23 Oktober, Djalali dijatuhi hukuman mati oleh Mahkamah Agung Iran karena dianggap melakukan kegiatan spionase Mossad.

Dokter spesialis itu dituduh bertanggung jawab atas kematian dua dari lima ilmuwan nuklir Iran yang terbunuh sepanjang 2009-2012.

Sebagai imbalannya, Israel menjanjikan dokter spesialis itu tempat tinggal yang aman di Swedia.

Dilansir BBC Senin (18/12/2017), dalam wawancaranya dengan televisi pemerintah Iran, Djalali mengaku terlibat dalam sebuah proyek pertahanan rahasia.

Baca juga : Dituduh Jadi Mata-mata Mossad, Dokter di Iran Diganjar Hukuman Mati

Proyek itu menghubungkannya dengan beberapa ilmuwan nuklir terbaik Iran.

"Saya menyesal telah mengkhianati kepercayaan mereka," ujar Djalali dalam dokumentasi berdurasi 17 menit tersebut.

Namun, video pengakuan tersebut diragukan. Sebab, jurnalis BBC Kasra Naji menyatakan, video itu diproduksi oleh Departemen Kontra-intelijen dari Kementerian Intelijen Iran.

BBC melansir, Iran dikenal sering memaksa seseorang untuk mengaku telah melakukan kejahatan dari balik penjara dalam sebuah video dokumenter.

Apalagi, sejak menghuni masa tahanan April 2016, Djalali mengaku sudah mendapat penyiksaan, baik psikologis maupun fisik.

Baca juga : Kisah Mata Hari, Mata-mata Eropa yang Pernah Tinggal di Jawa Timur

Dia dipaksa mengaku sebagai mata-mata. Selain itu, pemerintah Iran dilaporkan telah mendesaknya agar melakukan spionase bagi Teheran.

12 Desember lalu, Amnesty International menyatakan vonis mati terhadap Djalali sangat menjijikan.

"Pengadilan itu terkesan tertutup, dan proses yang ditampilkan begitu menjijikan karena terdakwa tidak diberi kesempatan membela diri," demikian pernyataan Amnesty International.

Iran tengah getol menghukum orang-orang yang dicurigai sebagai agen intelijen. Sebab, sepanjang tujuh tahun terakhir, mereka sudah kehilangan lima ilmuwannya.

Empat dari lima ilmuwan itu terlibat langsung dalam pengembangan senjata pemusnah massal tersebut.

Kelima ilmuwan tersebut tewas akibat terkena ledakan bom, atau pun tertembak.

Mereka antara lain Majid Shahriari dan Masoud Alimohammadi yang tewas dalam ledakan bom 2010.

Pada 2012, Iran menggantung Majid Jamali Fashi yang dituding sebagai pembunuh Alimohammadi.

Baca juga : Duterte Tertangkap Kamera Bertemu Kepala Mata-mata Australia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com