YERUSALEM TIMUR, KOMPAS.com - Pemimpin gerakan Islam Palestina, Hamas mengajak kepada umat muslim di seluruh dunia untuk melakukan aksi protes menentang pengakuan Presiden AS Donald Trump terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Kami mengajak kepada dunia Islam untuk menjadikan setiap hari Jumat sebagai hari kemarahan dan revolusi di setiap kota dan ibu kota hingga kita bisa menjatuhkan keputusan Trump," kata Ismail Haniya pada Kamis (14/12/2017).
"Dan kami meminta kepada gereja, Paus, dan juga saudara-saudara Kristen kami untuk mengabdikan doa mereka di hari Minggu untuk Yerusalem," tambahnya dikutip dari AFP.
Seruan itu disampaikan Ismail di hadapan puluhan ribu pendukungnya dalam acara memperingati 30 tahun pergerakan Islam tersebut di Gaza.
Baca juga: Palestina Dianggap Mampu Lawan Israel Jika Hamas dan Fatah Bersatu
Ismail menegaskan tidak akan berhenti memberikan perlawanan hingga Trump membatalkan pengakuannya terhadap Yerusalem dan membatalkan rencana pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv.
Acara peringatan 30 tahun gerakan Hamas di Gaza itu turut dihadiri para tokh penting pergerakan dan juga politisi partai politik. Bahkan juga dihadiri rival lama mereka, Fatah.
Kedua organisasi tersebut telah menandatangani perjanjian rekonsiliasi pada bulan Oktober, yang seharusnya menyerahkan kendali atas wilayah Gaza kepada Hamas pada 1 Desember. Namun kesepakatan itu telah gagal
Sejak pengakuan kontroversial Trump terhadap Yerusalem, setidaknya 12 rudal telah ditembakkan dari Gaza menuju Israel.
Tindakan balasan dilakukan tentara Yahudi dengan meluncurkan 10 rudal yang menargetkan sasaran di Gaza, sebagian besar basis militer Hamas.
Aksi protes menentang putusan Trump juga terjadi di wilayah lain Palestina dan juga seluruh dunia.
Baca juga: Militer Israel Tangkap Tokoh Hamas di Tepi Barat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.