Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelot Korea Utara Memohon agar Diizinkan Kembali ke Pyongyang

Kompas.com - 14/12/2017, 19:37 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang pembelot Korea Utara menyampaikan keinginannya untuk dapat diizinkan kembali ke Pyongyang.

Hal itu disampaikannya saat hadir dalam sebuah konferensi pers yang diadakan Tomas Ojea Quintana, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Korea Utara, Kamis (14/12/2017).

Kim Ryon Hui, salah seorang pembelot Korea Utara, yang tiba di Korea Selatan sejak tujuh tahun lalu, mengaku beberapa kali berusaha untuk dapat kembali ke kampung halaman agar bisa bertemu dengan keluarganya.

Baca juga: Korea Utara Perkuat Perbatasan yang Diterobos Tentara Pembelot

Kim, yang kini berprofesi sebagai pembuat pakaian, bahkan mengaku sempat mencoba membuat paspor palsu agar dipenjara atau mengaku sebagai mata-mata dengan harapan dapat dideportasi.

"Saya adalah warga negara Pyongyang dari Republik Rakyat Demokratik Korea. Saya telah ditahan secara paksa di Korea Selatan selama tujuh tahun," kata dia di hadapan puluhan media yang hadir dalam konferensi pers.

Kim menuduh Korea Selatan telah melanggar hak asasinya dengan mencegah dan melarangnya bertemu orang tua dan juga putrinya.

"Seorang ibu tidak bisa dipisahkan dengan putrinya bahkan untuk sesaat, dan tujuh tahun sudah sangat menyakitkan," kata Kim menahan tangis dan mengaku sempat pernah mencoba bunuh diri.

Saat sebagian besar pembelot Korea Utara bisa mendapatkan paspor Korea Selatan mereka dalam jangka waktu enam bulan, Kim mengaku belum menerima hingga saat ini.

Dia juga mengatakan dinas intelijen Korea Selatan sempat berkata padanya mungkin untuk melarikan diri ke Korea Utara.

Dikutip dari AFP, saat ini ada lebih dari 30.000 pembelot Korea Utara yang melarikan diri dari kemiskinan dan tekanan pemerintah. Namun terkadang mereka tak berhasil menemukan kehidupan baru di Korea Selatan yang kapitalis.

Sementara untuk dapat kembali ke Korea Utara adalah hal yang cukup sulit karena harus dengan izin pemerintah.

Baca juga: Pembelot: Rezim Kim Jong Un Jauh Lebih Buruk dari Laporan Media

Keluarga yang terpisah juga menjadi salah satu bagian konflik emosional di Semenanjung Korea setelah pemisahan yang terjadi pada 1953.

Saat ini sekitar 60.000 warga lanjut usia di Korea Selatan masih berharap bisa bertemu lagi dengan keluarga mereka di Korea Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com