Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/12/2017, 11:53 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Keputusan Inggris untuk bercerai dari Uni Eropa (Brexit) tidak sekedar menghantam biaya sehari-hari masyarakat di sana.

Namun juga membuat para imigran, baik dari sesama Uni Eropa atau dari belahan dunia lain, kesulitan mengurus status kewarganegaraan, terlebih bagi anak-anak mereka.

The Independent melaporkan Rabu (13/12/2017), biaya menjadi warga negara bagi anak-anak meningkat 150 persen dibandingkan 2010.

Jika pada 2010 biayanya mencapai 386 poundsterling Inggris, sekitar Rp 7 juta, maka tahun ini harganya sudah menembus 973 poundsterling Inggris, atau Rp 17,7 juta.

Biayanya ini 22 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan mengurus kewarganegaraan anak-anak di Jerman, dimana harganya hanya 51 euro, atau Rp 819.000.

Baca juga : Inggris dan UE Sepakati Negosiasi Fase Pertama Brexit

Kemudian di Belgia 80 euro, Rp 1,2 juta, maupun 55 euro di Perancis, sekitar Rp 883.000.

Puluhan anak muda menggelar unjuk rasa di Westminster untuk memprotes kebijakan tersebut.

Sebab, seperti dilansir The Independent, pembuatan buku kewarganegaraan Inggris nyatanya hanya membutuhkan biaya 386 poundsterling inggris atau Rp 7 juta.

Karena itu, pemerintahan Perdana Menteri Theresa May mereguk untung 586 poundsterling Inggris, sekitar Rp 10,6 juta.

Hingga September 2017, tercatat terdapat 40.537 permintaan status warga negara, maka Inggris memperoleh keuntungan 24 juta poundsterling Inggris, atau Rp 437,5 miliar.

Ini berarti, keluarga imigran yang sudah tinggal selama 10 tahun di Inggris dan memiliki tiga anak, harus merogoh kocek hingga 15.000 poundsterling Inggris, atau Rp 273 juta.

Jelas ini biaya yang tidak masuk akal terutama bagi keluarga dengan pendapatan di bawah upah minimum Inggris.

Baca juga : PM Inggris Gelar Rapat Kabinet Terbatas Bahas Biaya Perceraian Brexit

Badan Kependudukan Inggris mencatat, setidaknya ada 120.000 anak di Inggris yang tidak memiliki status warga negara.

Hal ini bakal menimbulkan kesulitan ketika mereka masuk ke universitas, membuka rekening bank, atau membuat paspor untuk perjalanan ke luar negeri.

Ketua Badan Kependudukan Inggris, Fiona Carrick Davis berujar, biaya pembuatan status warga negara melambung tinggi dibandingkan negara Eropa lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com