Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Pinus untuk Pohon Natal di AS Mengalami Defisit

Kompas.com - 13/12/2017, 11:18 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber CNN


WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Produsen Amerika Serikat mengalami kekurangan suplai pohon pinus untuk memenuhi permintaan pada musim Natal tahun ini.

Dilansir dari CNN, Selasa (12/12/2017), beragam jenis pohon pinus menjadi langka dan harganya melonjak tajam di seluruh wilayah, selama musim dingin.

Pada pertengah 2000-an, produsen pohon pinus mulai menahan laju penanaman pohon karena stoknya yang melimpah. Kemudian, resesi menekan petani karena ketidakpastian ekonomi sehingga menurunkan jumlah penjualan.

Juru bicara asosiasi penjual pohon Natal di AS, Doug Hundley, mengatakan petani memiliki luas lahan yang terbatas dan harus mengosongkan pasokan pohon tua, sebelum panen yang baru.

Baca juga : Pohon Natal Anda Rontok? Simak Tips Membereskannya

Sementara itu, juru bicara Departemen Pertanian Carolina Utara, Heather Overton, menyatakan petani kecil terpaksa gulung tikar di wilayahnya, yang merupakan produsen pohon Natal terbesar kedua di AS.

"Pasokan pohon makin menipis tahun ini," katanya.

Total produksi pohon Natal di seluruh AS menurun lebih dari 30 persen sejak 2002 hingga 2012.

Ketika perekonomian mulai bergairah, produsen pohon Natal tetap harus berjuang menjaga jumlah permintaan. Padahal, harga terus melonjak 5 persen hingga 10 persen tahun ini.

Baca juga : Tokoh Agama Yahudi Larang Pemasangan Pohon Natal di Israel

Konsumen diperkirakan menghabiskan biaya sekitar 74,7 dolar AS atau sekitar Rp 1 juta pada 2016, meningkat kisaran 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Pasokan pohon Natal asli dan harganya yang mahal membuat konsumen cenderung beralih menggunakan pohon Natal tiruan untuk menghiasi rumah mereka.

Data dari asosiasi pohon natal Amerika menunjukkan sebanyak 95 juta rumah tangga berencana untuk membeli pohon Natal tahun ini, namun hanya 19 persen yang mewujudkannya.

"Kami memperkirakan penjualan akan kembali meningkat mulai 2019," kata Overton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com