Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Penyerangan terhadap Pasukan Perdamaian PBB dari Masa ke Masa

Kompas.com - 09/12/2017, 13:44 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KINSHASA, KOMPAS.com - Serangan kelompok pemberontak kepada pasukan perdamaian PBB di Republik Demokratik Kongo (DRC) merupakan salah satu yang terburuk sepanjang sejarah organisasi.

Dilansir AFP Sabtu (9/12/2017), di bawah ini merupakan beberapa serangan mematikan yang menimpa pasukan yang dijuluki Baret Biru tersebut:

Republik Demokratik Kongo

  • 7 Desember 2017

14 orang pasukan perdamaian dilaporkan tewas setelah kelompok pemberontak Aliansi Pasukan Demokratik (ADF) menyerang pangkalan mereka di Provinsi Kivu Utara.

Sebagian besar dari pasukan yang tewas merupakan kontingen asal Tanzania. Selain itu, serangan tersebut melukai 53 serdadu.

  • 23 Januari 2006

Kontingen Guatemala tewas dalam bentrokan melawan pemberontak di Taman Garamba.

Saat itu, kontingen Guatemala melaksanakan misi pengintaian di kawasan yang diduga menjadi basis kelompok teroris asal Uganda yang bernama Pasukan Pemberontak Penguasa.

Baca juga : Pasukan Perdamaian PBB Bentrok dengan Pemberontak Kongo, 14 Orang Tewas

  • 25 Februari 2005

Sembilan pasukan perdamaian asal Bangladesh terbunuh dalam penyergapan ketika berpatroli di Ituri, sebuah daerah di timur laut Kongo.

Mali

  • 29 Mei 2016

Lima kontingen asal Togo tewas di kawasan pada penduduk Mopti, dalam serangan yang hingga kini tidak jelas didalangi oleh siapa.

  • 18 Mei 2016

Lima tentara PBB asal Kanada terbunuh dalam penyergapan di Aguelhoc, timur laut Mali.

Ansar Dine, sebuah kelompok teroris yang mempunyai hubungan dengan Al-Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Baca juga : Soal Rohingya, Pemerintah Diminta Usul ke PBB Kirim Pasukan Perdamaian

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com