Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Korupsi, Puluhan Ribu Warga Israel Gelar Demonstrasi

Kompas.com - 03/12/2017, 12:22 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


TEL AVIV, KOMPAS.com - Puluhan ribu orang berkumpul di Tel Aviv, Israel, untuk melawan korupsi di pemerintahan, pada Sabtu (2/12/2017) malam  waktu setempat.

Dilansir dari AFP, mereka memprotes lambannya investigasi terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Netanyahu diduga menerima bingkisan mewah dari pendukungnya. Dia juga sedang menghadapi penyelidikan polisi mengenai kesepakatan rahasia dengan surat kabar terlaris di Israel, Yediot Aharonot, untuk mengulas hal-hal baik tentangnya.

Para demonstran berkumpul di jalan raya besar, sambil meneriakkan "malulah", dan "Bibi pulanglah" julukan yang merujuk pada Netanyahu.

"Bibi dan pemerintahnya menghancurkan negara ini. Sudah cukup banyak korupsi," kata seorang demonstran, Michal.

Baca juga : Mengapa Normalisasi Hubungan Saudi-Israel Bisa Berbahaya?

Sementara itu, pemimpin oposisi Ishak Herzog mengungkapkan solidaritasnya kepada para demonstran dengan menulis di akun Facebook-nya.

"Frustasi, berasal dari perasaan tidak adil, reaksi terhadap korupsi, dan keberatan moral terhadap Undang-undang yang dibuat untuk tindakan seseorang," tulisnya.

Parlemen Israel pada Senin (4/12/2017) akan memberikan pembacaan kedua dan ketiga dari Rancangan UU, yang menurut klaim lawan Netanyahu sebagai rancangan untuk membantunya bertahan terhadap penyelidikan polisi.

Netanyahu dicurigai menerima hadiah mewah dari orang-orang kaya termasuk pengusaha Israel dan produser Hollywood, Arnon Milchan yang telah diinterogasi.

Baca juga : Benarkah Arab Saudi Pertimbangkan Perbaikan Hubungan dengan Israel?

Milchan, merupakan teman lama Netanyahu, dia dilaporkan telah mengirimkan cerutu mahal dan barang-barang berharga lainnya senilai puluhan ribu dolar.

Pemberian itu diduga terkait penyuapan. Namun, Netanyahu secara konsisten membantah tuduhan tersebut. Dia malah menyebut dirinya menjadi target oleh lawan-lawan politiknya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com