BEIJING, KOMPAS.com - China menyampaikan ucapan selamat kepada pemimpin baru Zimbabwe, Presiden Emmerson Mnangagwa pada Senin (27/11/2017).
Namun demikian, China juga mengeluarkan pernyataan membantah tudingan banyak pihak yang menyebut negara itu turut berperan dalam proses pengambilalihan kursi kepemimpinan dari Robert Mugabe.
Tudingan adanya peran China dalam proses transisi kepemimpinan itu muncul setelah Kepala Militer Zimbabwe Jenderal Chiwenga terlihat mengunjungi negara itu sebelum terjadi gerakan militer di Harare.
Baca juga: Apakah China Restui Kudeta Militer di Zimbabwe?
Jurubicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang menyebut kunjungan oleh jenderal Zimbabwe adalah untuk hubungan biasa.
"Kunjungan itu sudah lama diagendakan jauh sebelumnya dan sudah mendapat restu dari mantan Presiden Mugabe," kata Geng dikutip AFP.
"China selalu berpegang pada prinsip tidak menginterfensi permasalahan internal negara lain dan itu tidak berubah hingga saat ini," tambahnya.
Beijing juga telah menegaskan tidak berpihak saat terjadinya gerakan militer menekan Mugabe dan menghormati keputusan mantan presiden itu yang mengundurkan diri.
Kementerian Luar Negeri China bahkan menyebut Mugabe masih menjadi teman baik negara China.
"Kami ucapkan selamat kepada Presiden Mnangagwa atas pelantikannya," kata Geng.
"Kami mendukung langkah yang diambil Zimbabwe untuk memulihkan kondisi nasionalnya dan kami percaya di bawah kepemimpinan Mnangagwa pembangunan nasional Zimbabwe akan berlanjut.
China memang sejak lama menjadi sekutu Mugabe dan juga menjalin kerja sama perdagangan dengan Zimbabwe.
Terlebih setelah negara barat menjauhi Mugabe atas kejahatan kemanusiaan.
Baca juga: Emmerson Mnangagwa Disumpah Jadi Presiden Zimbabwe Jumat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.