Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Normalisasi Hubungan Saudi-Israel Bisa Berbahaya?

Kompas.com - 20/11/2017, 21:29 WIB

RIYADH, KOMPAS.com — Didorong keberlanjutan rencana dan strategi untuk menghadang pengaruh Iran di negara-negara Arab, putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman, telah mengambil langkah-langkah yang selama ini dianggap "tabu".

Langkah-langkah itu termasuk penangkapan belasan pangeran dan menteri serta menjalani proses normalisasi hubungan, setidaknya sebagian, dengan Israel.

Namun, mengambil langkah konkrie untuk mengakhiri boikot negara-negara Arab terhadap Israel tanpa menghasilkan solusi adil dalam isu Palestina akan merugikan baik bagi Palestina maupun Arab Saudi.

Pada Kamis (16/11/2017), Panglima AD Israel Gadi Eizenkot untuk pertama kalinya diwawancarai sebuah media terbitan Arab Saudi.

Baca juga: Benarkah Arab Saudi Pertimbangkan Perbaikan Hubungan dengan Israel?

Dalam wawancara itu, Eizenkot mengatakan, Israel siap berbagi informasi intelijen tentang Iran dengan Arab Saudi.

Juga untuk kali pertama, Israel bersama Arab Saudi mensponsori resolusi tentang Suriah di Dewan HAM PBB pekan lalu.

Tak hanya itu, Menteri Komunikasi Israel Ayoub Kara juga mengundang Ulama Besar Arab Saudi Abdul Aziz al-Sheikh untuk mengunjungi Israel karena komentar sang ulama yang baik tentang negeri Yahudi itu.

Untuk melegitimasi langkah-langkah normalisasi hubungan dengan Israel, Arab Saudi memanggil Presiden Palestina Mahmoud Abbas ke Riyadh pekan lalu.

Di Riyadh, Pemerintah Arab Saudi mencoba meyakinkan Abbas untuk menerima rencana perdamaian yang disodorkan penasihat Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner.

Di dalam rencana yang disodorkan Kushner itu terdapat usulan kolaborasi Israel-Arab Saudi sebagai bagian integral dari rencana tersebut.

Baca juga: Israel Siap Membagi Informasi Rahasia Iran pada Arab Saudi

Menurut harian The New York Times, proposal itu selain berisi normalisasi hubungan Saudi dan Israel, juga menyodorkan beberapa hal lain.

Beberapa hal lain itu misalnya izin penerbangan untuk maskapai Israel, visa bagi pengusaha, dan jaringan telekomunikasi dengan Arab Saudi, Mesir, Jordania, dan Uni Emirat Arab.

Halaman:
Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com