Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia, Turki, dan Iran Bakal Bertemu Bahas Konflik Suriah

Kompas.com - 20/11/2017, 12:24 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber Al Jazeera


MOSCOW, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin akan menjamu kunjungan dari perwakilan Iran dan Turki di kediaman resminya, di kota pesisir Sochi, Rabu (22/11/2017), untuk membahas konflik Suriah.

Acara itu diawali dengan pertemuan menteri luar negeri ketiga negara tersebut pada Minggu (19/11/2017) waktu setempat, di Antalya, Turki.

Pertemuan tersebut terselenggara setelah Rusia memveto sebuah draf Dewan Resolusi PBB untuk menyelidiki penggunakan senjata kimia di Suriah.

Dilansir dari Al Jazeera, Minggu (19/11/2017), juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengklaim, konferensi hanya dilakukan tiga negara karena trio itu merupakan penjamin penyelesaian secara politik, stabilitas, dan keamanan, yang saat ini terjadi di Suriah.

Baca juga : Rusia Kembali Memveto Draft Penyelidikan Baru Militer Suriah

Juru bicara presiden Turki, Ibrahim Kalin mengatakan, ketiga pemimpin tersebut akan membahas kemajuan dalam mengurangi kekerasan di Suriah, dan memastikan bantuan kemanusiaan diterima kepada warga yang membutuhkan.

Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley menuduh Rusia sedang memukul keras upaya internasional untuk mencegah serangan kimia. Menurutnya, hal ini menjadi pertanda buruk bagi peran masa depan Rusia dalam usaha perdamaian Suriah.

"Bisakah kita mempercayai dukungan Rusia untuk perdamaian di Suriah?", katanya.

Konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 400.000 orang sejak bergulir pada 2011.

Sebelumnya, pada 26 Oktober, Organisasi Anti-Senjata Kimia (OPCW), dan Gabungan Mekanisme Investigasi, memaparkan temuan mereka terkait dugaan Suriah menggunakan senjata kimia di Kota Khan Sheikhoun, 4 April lalu.

Baca juga : Rusia Memveto Temuan Keterlibatan Suriah Menggunakan Senjata Kimia

Saat itu, Suriah melancarkan serangan udara yang mengakibatkan 80 orang tewas.

Sebagian besar dari korban tewas itu adalah perempuan dan anak-anak. Dalam temuannya, gabungan investigasi itu menemukan fakta bahwa rezim Bashar al-Assad menggunakan Gas Sarin.

Sarin adalah senyawa organosphosphorus tidak berwarna dan tidak berbau yang sering dipakai sebagai racun syaraf.

Korban yang menghirup Sarin bakal lumpuh, kemudian mati dalam waktu 1-10 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com