Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asap Polusi Masih Tebal, Maraton di New Delhi Tetap Digelar

Kompas.com - 19/11/2017, 14:40 WIB
Veronika Yasinta

Penulis

Sumber AFP


NEW DELHI, KOMPAS.com - Puluhan ribu pelari berlari menembus kabut asap pada Marathon Delhi, Minggu (19/11/2017), meskipun pakar kesehatan telah memberi peringatan mengenai kondisi ibu kota India yang sedang tercemar berat.

Dilansir dari AFP, Minggu (19/11/2017), sekitar 35.000 orang mendaftar pada ajang lari maraton setelah lebih dari satu pekan, kota itu diselimuti oleh kabut polusi yang memaksa penutupan sekolah selama beberapa hari.

Beberapa pelari memakai masker juga terlihat memakai masker ketika mulai berlari. Seorang peserta maraton, Rohit Mohan mengatakan, matanya terasa terbakar ketika berlari di jalan dan tenggorokannya pun menjadi kering.

"Ini menjadi sangat buruk ketika aku mendarat di sini kemarin," katanya.

Situs Kedutaan Besar Amerika Serikat menunjukkan tingkat polutan udara terkecil dan paling berbahaya mencapai 189. Angka itu delapan kali dari jumlah maksimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

Baca juga : Pemerintah India Sebut Masalah Polusi Udara Tak Perlu Dibesar-besarkan

Asosiasi Medis India (IMA) telah meminta Pengadilan Tinggi Delhi untuk menunda penyelenggaraan maraton, setelah level polusi telah meningkat hingga berbahaya bagi kesehatan.

Pada Kamis (16/11/2017), pengadilan menolak permintaan itu dan mengizinkan maraton digelar. Panitia acara amaraton diklaim memiliki antisipasi yang tepat agar maraton tetap terlaksanan.

IMA menyebut polusi yang parah di Delhi dapat memicu serangan asma, memperburuk kondisi paru-paru, dan meningkatkan risiko serangan jantung, serta stroke.

Sebagian peserta dari pelari lokal dan amatir terlihat tidak terpengaruh oleh kabut polusi dan berlari tanpa mengenakan masker.

Baca juga : Kegiatan Sekolah Kembali Dimulai, Orangtua Siswa di India Protes

"Saya tahu polusi itu buruk dan bisa mempengaruhi kesehatan, tapi saya tetap ingin berpartisipasi," kata Sitam, seorang peserta maraton.

Pekan lalu, perusahaan raksasa telekomunikasi Airtel mengancam akan menarik sponsornya pada acara tersebut, jika pihak berwenang di Delhi gagal untuk memperbaiki kualitas udara.

Untuk mengatasi jarak pandangan yang terbatas, panitia maraton menyemprotkan air ke jalan agar debu-debu yang berterbangan turun.

Survei WHO pada 2014 menyebutkan, Delhi menjadi ibu kota yang paling tercemar di dunia, dengan kualitas udara lebih buruk daripada Beijing, China.

The US embassy website Sunday showed levels of the smallest and most harmful airborne pollutants reached 189 -- nearly eight times the World Health Organization's safe maximum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com