Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria India Angkat Diri Jadi Raja Tanah Tak Bertuan di Afrika Utara

Kompas.com - 14/11/2017, 18:23 WIB
Ervan Hardoko

Penulis

Sumber Telegraph

KAIRO, KOMPAS.com - Seorang pria India mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin sebidang tanah tak bertuan di Afrika Utara dan mendorong siapa saja untuk menjadi warga "negara" itu.

Suyash Dixit melakukan perjalanan ratusan kilometer menuju Bir Tawil, kawasan tak berpenghuni seluas kira-kira 2.000 kilometer persegi di antara Mesir dan Sudan.

Meski wilayah ini cukup luas baik Mesir atau Sudah sama-sama tak mengklaim wilayah itu sebagai milik mereka.

Bir Tawil adalah satu-satunya tempat di Bumi di mana manusia bisa hidup tetapi bukan bagian dari negara mana pun di dunia.

Baca juga : Taliban Sandera 7 Awak Heli Pakistan yang Jatuh di Area Tak Bertuan

Kekacauan perbatasan ini terjadi sebagai hasil penentuan perbatasan negara yang dibuat Inggris pada 1899.

Dixit harus melalui perjalanan melelahkan untuk mencapai Bir Tawil. Dia bahkan menghabiskan dua malam untuk merencanakan perjalanan ini dan meyakinkan warga lokal untuk mengantarnya ke tempat itu.

"Rute yang saya ambil berada di bawah pengawasan militer Mesir (perbatasan internasional) dan banyak teroris di area ini sehingga tentara diperintah melakukan tembak di tempat," ujar Dixit.

"Namun, jika daftar keinginanmu tak terlampau menakutkan maka tak ada gunanya dicoba! Anda bahkan perlu izin hanya untuk memasuki rute menuju ke tempat ini," tambah dia.

Bagian yang dilingkari di dalam peta ini menunjukkan lokasi Bir Tawil, wilayah tak bertuan di antara Mesir dan Sudan.Telegraph Bagian yang dilingkari di dalam peta ini menunjukkan lokasi Bir Tawil, wilayah tak bertuan di antara Mesir dan Sudan.
Setelah melalui banyak hal Dixit akhirnya diizinkan masuk ke wilayah tak bertuan itu dengan beberapa syarat.

"Satu, tidak mengambil foto kawasan militer, kembali dalam satu hari, dan tak membawa barang berharga," ujarnya.

Lalu Dixit berkendara selama enam jam untuk memasang bendera dan sejumlah benih di gurun pasir itu untuk mendirikan "Kerajaan Dixit" dan mengangkat dirinya sendiri sebagai raja.

"Mengikuti aturan dan etika peradaban awal, jika Anda ingin mengklaim wilayah maka Anda harus menumbuhkan tanaman di sana. Saja sudah menebar benih dan menyiram air, wilayah ini milik saya," Dixit menegaskan.

Baca juga : 3 Pelaut Ditemukan Terdampar di Pulau Tak Berpenghuni di Pasifik

"Negeri ini masih berupa gurun pasir tandus. Namun, dengan bantuan dunia dan ilmu pengetahuan modern, kami akan mengubahnya menjadi negeri yang subur dan sensitif secara ekologis," lanjut Dixit.

"Saya adalah seorang raja! Ini bukan gurauan, saya memiliki negara sendiri sekarang! Saatnya untuk mengirim surat ke PBB," tambah dia.

Dixit bukan orang pertama yang mengklaim sebuah wilayah menjadi miliknya. Pada 2014, seorang pria asal AS bepergian ke gurun dan menjadikan anak perempuannya sebagai putri "Kerajaan Sudan Utara".

Namun, berdasarkan hukum internasional, hanya sebuah negara yang bisa mengklaim kedaulatan atas sebuah wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Telegraph
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com