Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah India Sebut Masalah Polusi Udara Tak Perlu Dibesar-besarkan

Kompas.com - 14/11/2017, 16:35 WIB
Agni Vidya Perdana

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan India mengatakan permasalahan kabut akibat polusi asap yang tengah melanda ibu kota New Delhi dan kawasan utara negara itu tidak perlu dibesar-besarkan.

Menteri Lingkungan India, Harsh Vardhan mengatakan, cukup dengan tindakan pencegahan rutin untuk mengatasi apa yang disebut dokter selama ini sebagai keadaan darurat kesehatan.

"Saya tidak mengatakan kita tidak harus melakukan apa-apa. Setiap orang harus menanggapi apa yang seharusnya dilakukannya. Tapi tidak perlu sampai menyebar kepanikan di antara orang-orang," kata Vardhan.

Baca juga: Asap Tebal, Belasan Mobil Tabrakan Beruntun di Jalan Tol

Vardhan lantas membandingkan keadaan polusi saat ini dengan kasus kebocoran gas di Bhopal pada 1984 yang menewaskan 25.000 orang.

Menurutnya, tragedi di Bhopal adalah situasi di mana Anda harus panik dan melihat apa yang harus dilakukan.

Sedangkan untuk kasus saat ini, Vardhan menyebut, tindakan pencegahan rutin sudah cukup untuk mengatasi dampak polusi di udara.

Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kadar polusi udara di New Delhi dan sebagian wilayah utara India lainnya telah jauh di atas batas yang bisa ditoleransi.

Pemerintah India dinilai telah gagal melakukan tindakan pencegahan terhadap peningkatan polusi.

Dilansir dari AFP, kadar partikel PM2.5 di New Delhi pada Selasa (14/11/2017) masih pada level yang berbahaya, yakni 400.

Kota tersebut juga tercatat sebagai ibu kota paling berpolusi di dunia menurut WHO, dengan tingkat polusi yang telah melebihi Beijing di China.

Baca juga: Aktivitas di India Nyaris Lumpuh akibat Kabut Polusi Terparah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com