NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Di tengah kecaman dunia internasional atas krisis Rohingya yang terjadi sejak 2015, pemerintah Myanmar membuat keputusan mengejutkan di struktur militernya.
Negara pimpinan Aung San Suu Kyi itu mencopot Mayjen Maung Maung Soe dari jabatan Komandan Markas Barat di Negara Bagian Rakhine.
Rakhine adalah wilayah yang didiami oleh etnis minoritas Rohingya sejak abad kesembilan.
Mayjen Aye Lwin menyatakan, seperti dilansir Sky News, Soe ditempatkan di korps cadangan dan berstatus perwira tinggi non-job.
"Aku tidak tahu apa alasannya (pencopotan)," kata Lwin. Posisi Soe digantikan oleh Brigjen Soe Tint Naing.
Baca juga : 25.000 Anak Etnis Rohingya di Pengungsian Alami Gizi Buruk
Sejak operasi militer yang dilakukan Myanmar pada Mei 2015, 600.000 lebih etnis Rohingya keluar dari Rakhine dan mengungsi ke Banglades.
Gelombang pengungsi dimulai pada akhir Agustus setelah Myanmar membalas milisi Rohingya yang menyerang 20 pos polisi di Rakhine, dan menewaskan 12 petugas.
Amnesti Internasional menyatakan, militer militer Myanmar dianggap bertanggung jawab atas serangkaian pembunuhan, perkosaan, dan pembumihangusan yang sistematis.
Pemerintah mengklaim pihak teroris yang tewas 400 orang. Namun, PBB memprediksi jumlahnya mencapai 1.000 orang.
Baca juga : Negara Islam Desak PBB Perjuangkan Nasib Rohingya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.