Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Tersumbat Abu, Pembangkit Listrik Tenaga Batubara di India Meledak

Kompas.com - 02/11/2017, 16:50 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AP, BBC

LUCKNOW, KOMPAS.com - Sebuah pembangkit listrik tenaga batubara di utara Uttar Pradesh, India, meledak Rabu (1/11/2017).

Akibat ledakan dari National Thermal Power Corporation (NTPC), dilaporkan 22 orang tewas, dan 100 lainnya mengalami luka-luka.

Kepolisian Unchahar mengatakan, korban luka-luka segera dievakuasi ke beberapa tempat.

Salah satunya rumah sakit di Lucknow yang merupakan ibu kota Uttar Pradesh.

Sementara sisanya dirawat di beberapa rumah sakit yang ada di sekitar distrik lokasi kejadian.

Polisi kini masih berusaha memotong kipas yang ada di atas tungku untuk mencari adanya pekerja yang tidak bisa menyelamatkan diri.

Baca juga : Tiga Harimau Berkeliaran di Wilayah Tambang Batubara

"Jumlah korban, baik meninggal atau terluka, bisa bertambah," kata jurubicara kepolisian Unchahar seperti dikutip Associated Press.

NTPC dalam pernyataan resmi membeberkan, terdengar "suara abnormal" di dalam pembangkit Unit 6 yang membuat gas langsung menyembur keluar.

Kepala Polisi Negara Bagian Uttar Pradesh, Anand Kumar menduga, abu yang tidak segera dibersihkan menyumbat tungku pembakaran.

"Akibatnya, terjadi tekanan yang berakibat Unit 6 meledak," kata Kumar dikutip dari BBC.

Menteri Utama Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, menyampaikan duka cita, dan mengumumkan keluarga korban yang tewas bakal menerima kompensasi.

Unit 6 yang meledak memproduksi 500 megawatt (MW) langsung ditutup pasca-kejadian.

Sementara produksi listrik masih bisa dilakukan menggunakan tiga unit yang menghasilkan daya 630 MW.

NTPC, yang didirikan 7 November 1975, setiap harinya memproduksi 1.550 MW, dan menyalurkannya ke sembilan negara bagian.

Baca juga : Merdeka dari Energi Kotor, Stop PLTU Batubara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AP, BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com