Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir Kisah Jac Holmes, "Sniper" Inggris yang Tewas Kena Ranjau Raqqa

Kompas.com - 24/10/2017, 19:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

DAMASKUS, KOMPAS.com - Hati Angie Blannin begitu hancur begitu mengetahui sang anak, Jac Holmes, tidak akan pernah pulang ke Bournemouth untuk merayakan Natal, untuk selamanya.

Kabar itu datang setelah Senin waktu setempat (23/10/2017), Holmes dilaporkan tewas terkena ranjau saat berusaha membersihkan area di Raqqa, Suriah.

Laporan tersebut masih buram. Namun, Blannin menduga Holmes tak sengaja menginjak ranjau.

Raqqa didaulat sebagai ibu kota kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), saat mereka mendeklarasikan kekhalifahan tiga tahun lalu.

Holmes adalah sukarelawan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sejak Januari 2015.

Baca juga : Rusia: Koalisi AS Sapu Bersih Raqqa Hingga Rata dengan Tanah

Mantan teknisi IT di Bournemouth, Inggris tersebut terakhir menjabat sebagai Komandan 223 YPG. Sebuah unit penembak runduk (sniper) milik pejuang Kurdi.

Sebuah pencapaian yang hebat mengingat Holmes sama sekali tidak memiliki pengalaman sebagai kombatan.

Kepada Sky News, Blannin mengaku terakhir kali berbicara kepada sang putra pada hari Minggu (22/10/2017).

Saat itu, Holmes sempat mengatakan, dia berencana untuk pulang setelah membebaskan Raqqa dari tangan ISIS.

Tak disangka, Blannin harus menerima kenyataan anaknya pulang dalam peti jenazah.

Meski begitu, dia mengaku tetap bangga terhadap putranya. Sebab, sebelum bergabung dengan YPG, Blannin menyebut anaknya sempat kehilangan hasrat hidup.

"Dia merasa bahwa ini (ISIS) bukanlah masalah Suriah saja. Ini adalah masalah dunia," lanjut Blannin.

Baca juga : Dampak Perang Suriah, Bayi Gizi Buruk Ini Mati Mengenaskan

Duka atas tewasnya Holmes pun dirasakan rekannya sesama sukarelawan YPG, Ozkan Ozdil.

Dalam pandangannya, Holmes menjadi sosok yang disegani di kalangan pejuang Kurdi. Dia mendapat julukan Sores Amanos, di mana Sores berarti revolusi.

"Holmes adalah alasan mengapa aku datang dan bergabung di sini," kata Ozdil dilansir dari BBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com