Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan: Turki Bisa Jadi Obat "Penyakit Kronis" Eropa

Kompas.com - 24/10/2017, 16:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Al Jazeera

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, masuknya Turki sebagai anggota Uni Eropa (UE) adalah "obat" bagi kondisi Benua Biru saat ini.

Dalam sebuah acara di Ankara, Senin (23/10/2017), secara implisit Erdogan mengatakan, Eropa mulai mengalami kemunduran.

Dia merujuk kepada berkembangnya paham Neo-Nazi serta Xenophobia (ketakutan akan bangsa asing).

"Eropa tengah menghancurkan prinsip-prinsip yang dibangunnya sendiri, dan menuju masa kegelapan," kata Erdogan seperti dilansir oleh Al Jazeera.

Erdogan meyakini, dengan diberikannya status keanggotaan UE kepada Turki, maka Eropa bisa terbebas dari ancaman isolasi, keputusasaan, dan perpecahan sipil.

Baca juga : AS dan Turki Bersitegang, Masing-Masing Kurangi Penerbitan Visa

"Turki tidak butuh Eropa. Eropa-lah yang membutuhkan kami," ujar presiden yang mendapat kekuasaan absolut via referendum konstitusi pada 16 April lalu.

"Karena itu, keanggotaan Turki di UE adalah obat bagi masalah kronis yang tengah menimpa Eropa," lanjut Erdogan.

Erdogan seakan menyindir para pemimpin UE yang tidak kunjung meloloskan Turki sebagai anggota UE.

Meminta status keanggotaan sejak 1987, banyak faktor yang mendasari UE tidak memberikan status sebagai anggota.

Paling utama adalah UE mengkritik Turki yang tidak menjunjung HAM dan demokrasi. Adapun Ankara menuduh UE mendukung kegiatan terorisme. Terutama sejak kudeta gagal yang terjadi 15-16 Juli 2016.

Hubungan Turki dengan UE semakin panas setelah Kanselir Jerman, Angela Merkel berkata bahwa Eropa tidak usah memberikan hak anggota kepada Turki.

Meski begitu, beberapa negara Eropa percaya bahwa Turki dapat memainkan peranan yang sangat penting di Benua Biru.

Baca juga : Duterte Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam

Penyebabnya adalah status Turki sebagai jembatan antara Asia dan Eropa bisa membendung masuknya teroris, sekaligus gerbang ekonomi dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Al Jazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com